Kaltim
Antisipasi Lonjakan Harga dan Inflasi, Pemprov Kaltim Berikan Reduksi Ongkos Angkut
Kaltimtoday.co - Dalam rangka mengantisipasi dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap inflasi, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Perindagkop) dan UKM Kaltim melakukan beberapa strategi untuk dapat menjaga ketersediaan barang kebutuhan pokok dan stabilisasi harga.
Langkah-langkah yang dilakukan Pemprov Kaltim melalui Dinas Perindagkop dan UKM dalam upaya antisipasi dampak kenaikan harga BBM dengan menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT), bantuan peralatan untuk UMKM dan memberikan reduksi ongkos angkut untuk stabilitas harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok (bapok).
“Reduksi biaya transportasi/ongkos angkut bapok dilakukan dari distributor ke agen/pengecer di kabupaten dan kota,” kata Kepala Dinas Perindagkop dan UKM Kaltim M Sa’duddin.
Menurut dia, langkah ini penting dilakukan agar harga bapok di Kaltim tetap stabil dan tidak terjadi lonjakan berarti termasuk jelang Natal dan tahun baru 2023.
Langkah ini, lanjut Sa’duddin, juga sebagai tindak lanjut kebijakan pemerintah terkait kenaikan harga BBM, sesuai arahan Presiden Joko Widodo agar semua provinsi melakukan langkah-langkah untuk pengendalian inflasi.
Sejauh ini, sejumlah distributor dari kabupaten dan kota di Kaltim sudah mengajukan usulan untuk reduksi ongkos angkut. Empat kabupaten yang sudah mengajukan usulan untuk reduksi ongkos angkut itu adalah Mahakam Ulu, Kutai Barat, Penajam Paser Utara dan Kutai Timur.
“Jadi dasarnya ada surat pengajuan operasi pasar untuk reduksi ongkos angkut dari kabupaten dan kota. Sampai batas waktu yang kami jadwalkan, baru empat kabupaten yang mengusulkan,” tambahnya.
Harapannya, dengan reduksi ongkos angkut tersebut, maka seluruh pembiayaan transportasi ke kabupaten dan kota bisa ditanggung oleh Pemprov Kaltim. Sehingga harga jual bapok di daerah bisa tetap stabil dan inflasi terkendali. Para distributor, agen dan pengecer diingatkan agar tidak menaikkan harga berlebihan karena ongkos angkut sudah ditanggung pemerintah.
“Selain itu, kami juga memastikan pasokan bapok aman dari daerah penghasil seperti Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan,” sebut Sa’duddin.
Disperindagkop dan UKM Kaltim pun telah mengirimkan tim untuk melakukan pemantauan terhadap ketersediaan pasokan dari sejumlah provinsi penghasil bapok sejak pekan kedua Desember tadi. Biaya transportasi pengiriman bapok dari daerah penghasil bapok pun ditanggung Pemprov Kaltim agar tidak terjadi lonjakan harga jelang Natal dan tahun baru, serta mengantisipasi dampak kenaikan harga BBM.
[RWT]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram “Kaltimtoday.co”, caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Realisasi Subsidi Energi dan Non-Energi 2024 Capai Rp 102,8 Triliun, Meningkat Dibanding Tahun Lalu
- Samarinda Dapat Bantuan Keuangan Rp588,3 Miliar dari Pemprov, Jadi Penerima Terbesar di Kaltim
- Pemprov Kaltim Siapkan Videotron untuk Live Streaming Upacara HUT RI di IKN
- Alami Sedikit Penurunan, Pemprov Kaltim Tetapkan Harga TBS Sawit Jadi Rp2.656,02 per Kg Juli 2024
- Antisipasi Defisit APBN 2024, Luhut Sebut BBM Subsidi Bakal Dibatasi Per 17 Agustus