Kaltim
Antisipasi Virus Corona, Dua Bandara Besar di Kaltim Dipasang Alat Thermal Scanner
Kaltimtoday.co, Samarinda - Dari Kota Wuhan di Negara Tirai Bambu membuat kehebohan di seluruh penjuru dunia. Pasalnya, dari kota ini, tersiar kabar jika ada peredaran virus mematikan bernama corong yang berasal dari hidangan sup tradisional berbahan dasar kelelawar buah yang dimasak secara utuh. Dampaknya, terakhir dikabarkan sebanyak 7 orang meninggal dunia dan lebih dari 500 penduduk di Wajan terdampak. Pemerintah setempat bahkan telah menutup kota tersebut dan mengisolasinya.
Untuk menghindari kejadian serupa, banyak bandara penerbangan di dunia langsung melakukan pengawasan ketat, tak terkecuali di Bandara APT Pranoto, Sungai Siring, Samarinda. Melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, kepada pihak bandara meminta agar di lokasi tersebut dipasang alat pendeteksi suhu bernama Thermal Scanner.
Langkah itu sebagai upaya menghalau masuknya wabah virus Corona ke Kaltim.
Wabah ini tengah merebak di Wuhan, China sejak 31 Desember lalu. Dijelaskan Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kaltim Dinas Kesehatan Kaltim dr Soeharsono, selain Bandara APT Pranoto Samarinda, Bandara Sepinggan Balikpapan juga tengah dilakukan antisipasi dengan memasang alat serupa.
"Balikpapan adalah yang paling rawan, karena melayani penerbangan luar negeri," ungkapnya saat dikonfirmasi.
Meski begitu, tak menutup kemungkinan jika hal serupa bisa sangat rawan terjadi di Samarinda. Karena di bandara domestik ini melayani lintas penumpang dari bandara internasional.
Sementara itu, Koordinator Wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Samarinda Heru Sasongko mengatakan, pihaknya saat itu telah memasang thermoscanner di Bandara APT Pranoto, bahkan sejak sepekan lalu.
Lebih jauh diungkapkan Heru, alat thermoscanner berfungsi untuk mendeteksi suhu. Jika ada penumpang yang suhu tubuhnya di atas 40 derajat akan terlihat berwarna merah di Thermal Scanner.
"Alat itu sebenarnya sudah ada November 2019 lalu. Tapi baru terpasang karena teknisinya baru datang," ungkapnya.
Meski sejauh ini belum ada yang terdeteksi, akan tetapi jika ada temuan, maka pihaknya pertama-tama akan melakukan pendekatan terlebih dulu, untuk menanyakan secara langsung kondisi dari penumpang yang terdeteksi itu.
"Kami akan tanya dulu, apakah yang bersangkutan telah melakukan perjalanan dari daerah yang berpotensi terjangkit wabah ini atau tidak," imbuhnya.
Hanya, kekurangan alat ini jika ada suhu dari luar ruangan maka deteksi alat menjadi bias.
"Makanya kami pasang di ruangan tertutup. Di ruang tunggu dan bagasi," pungkasnya.
[JRO | RWT]