Samarinda
Bandar APT Pranoto akan Diperbesar, Menteri Perhubungan: Kami Pastikan Dulu Semua Aspek Benar dan Mendukung
Kaltimtoday.co, Samarinda - Setelah kunjungan Presiden Joko Widodo alias Jokowi pada peresmian jalur tol Balikpapan - Samarinda (Balsam), tinjauan ke lokasi ibu kota negara (IKN) pada Selasa (17/12/2019) lalu.
Sehari setelahnya, tepat pada Rabu (18/12/2019) sekitar pukul 17.15 Wita, Mentri Perhubungan (Menhub) Republik Indonesia (RI), Budi Karya Sumadi (BKS) melaksanakan kunjungan kerjanya di Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto (APTP) Samarinda.
Kunjungan ini dijelaskan BKS sesuai instruksi dari presiden untuk persiapan IKN di Kaltim. Khusunya kota peyangga seperti Balikapapan dan Samarinda.
“Saya akan invetarisir apa yang sudah ada dan belum ada,” ucap BKS kepada awak media.
Dalam kunjungannya, BKS mengatakan, kalau Bandara APT Pranoto dari sisi airside nya tidak ada masalah. Sedangkan masalah justru terjadi dari sisi landside nya. Sebab landside di APTP karena berdiri di atas lahan gambut.
Lebih jauh dijelaskannya, jika kondisi dari lahan gambut sendiri kurang begitu stabil. Sedangkan, tingkat aktivitas penerbangan terus meningkat setiap waktunya.
"Dari kunjungan ini, saya jadi tahu apa masalah yang akan diselesaikan,” imbuhnya.
Untuk menanggulangi persoalan tersebut, BKS mengaku, telah berkonsultasi oleh tim ahli dan telah menemukan solusinya.
“Solusinya membangun drainase dan kolam penampungan air," jelasnya.
Menurut BKS ini merupakan solusi terbaik. Karena mengingat sifat dari lahan gambut yang sangat sensitif. Terlebih saat ada genangan air di atasnya, yang bisa menyebabkan tingkat kepadatan tanahnya terus menurun.
Selain para ahli, untuk pembangunan drainase dan kolam penampungan air, BKS juga telah membicarakannya Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Ini dibuat agar air yang berada di lahan gambut itu tidak langsung lari ke landside," kata BKS.
Perencanaan ini pun segera akan direalisasikan. Terlebih mengingat Bandara APTP Samarinda setiap harinya bisa melakukan penerbangan pada 4 ribu penumpang, jika dikalikan satu tahun bisa mencapai angka satu juta penumpang, bahkan lebih.
Para ahli di Kementrian PUPR, ditegaskan BKS, akan diturunkan untuk mencari solusi mendalam untuk menyelesaikan persoalan lahan gambut di Bandara APTP Samarinda. Namun, sementara ini BKS menyatakan, saat ini solusi yang tawarkan oleh ahli ada dua cara, yakni pembangunan drainase dan kolam penampungan air.
Selain tingkat aktivitas, landside Bandara APTP Samarinda juga direncanakan mendapat perluasan. Hal ini, dapat dilihat dari panjang runway bandara ini yang akan diperpanjang dari 2.500 meter menjadi 3.000 meter.
“Bandara ini akan diperbesar. Tapi kami mau semua aspek benar terlebih dahulu. Apalagi mengingat statusnya (Samarinda) nanti akan menjadi kota penting dalam pembangunan IKN," pungkasnya.
[JRO | RWT]