Kutim
Banjir Dua Desa di Kecamatan Kaubun Telan Korban Jiwa, Warga Tuntut Pertanggungjawaban Pemkab Kutim dan Perusahaan
Kaltimtoday.co, Kutai Timur - Banjir besar melanda dua desa di Kecamatan Kaubun, Kutai Timur, tepatnya di Desa Bumi Etam SP 1 dan Desa Kadungan Jaya. Akibat musibah tersebut, satu orang warga dilaporkan meninggal dunia.
Salah seorang warga Kecamatan Kaubun Yohanes Richardo Nanga Wara menjelaskan, banjir mulai menggenangi permukiman warga sekitar pukul 23.00 Wita, Minggu (7/5/2023). Setelahnya debit air terus naik, dan dengan segera merendam rumah warga di dua desa sejak malam hingga subuh.
‘’Sebelumnya memang hujan. Tapi air cepat sekali naik dan menggenangi rumah warga,’’ kata Richardo kepada Kaltimtoday.co, Senin (8/5/2023) siang.
Dia mengatakan, ini merupakan banjir terparah yang pernah melanda Kecamatan Kaubun. Selain karena debit air yang cukup tinggi, ada yang sepinggang hingga nyaris menyentuh dada orang dewasa. Banjir ini juga menelan korban jiwa. Dia mengatakan, korban terseret banjir ketika berkendara melalui salah satu jalan di Kecamatan Kaubun. Korban baru ditemukan pada Senin (8/5/2023) pagi ketika banjir sudah surut.
"Saking derasnya banjir sampai orang bisa terseret," bebernya.
Lebih jauh dia menjelaskan, kendati sebelumnya hujan melanda Kecamatan Kaubun, namun ini bukannlah faktor tunggal penyebab banjir. Berkaca pada tahun-tahun sebelumnya, kecamatan ini tak pernah dilanda banjir seganas ini. Richardo bilang, banjir terjadi lantaran daya dukung lingkungan di Kecamatan Kaubun yang lemah. Pasalnya, daerah ini sudah lama dikepung aktivitas perusahaan, baik pertambangan batu bara maupun perusahaan perkebunan kelapa sawit. Aktivitas perusahaan-perusahaan tersebut dinilai merusak keseimbangan lingkungan.
"Hal ini menjadi catatan terburuk sepanjang sejarah Kaubun yang diakibatkan oleh aktivitas eksploitasi industri ekstraktif, sehingga peran Pemkab Kutim, yakni bupati tidak tutup mata untuk segera mengawasi hingga menindaklanjuti kerugian dan korban akibat banjir yang terjadi," tegas pria yang juga merupakan demisioner Ketua DPC GMNI Samarinda ini.
Kerugian yang ia maksudkan berupa rusaknya belasan rumah warga, rusaknya jembatan, hingga air PDAM yang tak mengalir ke rumah warga. Semua ini akibat banjir. Richardo menyebut, Pemkab Kutim mestinya mengambil sikap tegas guna mengawasi dan memberikan peringatan terhadap perusahaan agar tidak menutup mata atas kejadian ini.
"Jangan menunggu korban, baru bertindak. Di manakah keberpihakannya?" tegasnya.
Selain itu, ia juga meminta agar Pemkab Kutim segera memanggil perusahaan yang beroperasi di sekitar wilayah Kecamatan Kaubun. Tujuan pemanggilan tersebut adalah meminta pertanggungjawaban perusahaan, serta ikut memikirkan kondisi warga pasca kejadian banjir ini.
"Banjir terparah ini bukan sekadar curah hujan yang tinggi melainkan keterkaitannya dengan eksploitasi perusahaan, kurangnya gorong-gorong jalan, kurangnya parit. Sehingga air meluap menutupi badan jalan bahkan ke rumah-rumah warga. Dalam kondisi seperti ini, Pemkab Kutim harus segera memanggil dan meminta perusahaan untuk bertangungjawab penuh", tandasnya.
Kaltimtoday.co menghubungi Camat Kaubun, Saprani guna meminta penjelaskan terkait banjir dan tuntutan warga tersebut. Tak banyak yang bisa diberikan, lantaran Saprani mengaku sedang dalam perjalanan menuju Samarinda. Dia sekadar menyampaikan, berdasarkan data yang dihimpun, total ada sekitar 28 rumah, 5 masjid, dan 3 kendaraan yang terdampak akibat banjir ini.
‘’Nanti saya kirim data-datanya, ya. Saya lagi di perjalanan ini, mau bimtek," katanya sebelum menutup telepon.
[RWT]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- OIKN Jelaskan Penyebab dan Upaya Penanganan Banjir di Sepaku
- Banjir Rendam Wilayah Sekitar IKN di Sepaku, Ratusan Rumah dan Jiwa Terkena Dampak
- Normalisasi Sungai Mangkurawang, Solusi Banjir dan Ketahanan Pangan di Desa Rapak Lambur
- LBH Samarinda Kecam Pembunuhan Masyarakat Adat di Muara Kate, Tuntut Penegakan Hukum Ambil Langkah Tegas
- Hasil Survei LSI Strategi di PIlkada Kutim 2024: Ardiansyah Sulaiman-Mahyunadi 45,75%, Kasmidi Bulang-Kinsu 34,75%