Nasional
Berdampak pada Produksi, Ekonom Indef Sebut Cuti Bersama Perlu Dikurangi
Kaltimtoday.co - Daya saing dan produktivitas kerja di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain. Salah satu faktor yang ditengarai adalah banyaknya hari libur nasional dan cuti bersama yang dinilai memberatkan pengusaha.
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, dalam wawancaranya, menyoroti panjangnya libur nasional dan cuti bersama di Indonesia yang mencapai 27 hari per tahun. Hal ini berakibat pada berkurangnya hari kerja dan berdampak negatif pada sektor-sektor industri yang padat karya.
"Bagi para pelaku usaha, banyaknya libur nasional dan cuti bersama membuat hari kerja berkurang dan berdampak pada produksi," jelas Tauhid.
Dia menambahkan, cuti bersama yang tadinya opsional, kini seolah-olah menjadi wajib. Hal ini semakin memberatkan pengusaha karena mereka harus mengatur ulang operasional dan produksi selama periode tersebut.
Menurut Tauhid, solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengurangi jumlah cuti bersama atau mengubah sifatnya menjadi opsional. Artinya, pekerja dibebaskan untuk memilih apakah ingin mengambil cuti atau tidak, dan dapat mengatur waktunya dengan lebih fleksibel.
"Pengusaha bisa mengatur waktu kerja yang lebih fleksibel. Cuti bersama bisa diubah menjadi cuti biasa sehingga tidak ada kekosongan tenaga kerja untuk kegiatan usaha," saran Tauhid.
[RWT]
Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp