Samarinda

BPPSDMP Kaltim Ajak Kaum Muda Jadi Petani Milenial: Manfaatkan Teknologi, Penuhi Kebutuhan Konsumsi

Kaltim Today
15 September 2020 22:11
BPPSDMP Kaltim Ajak Kaum Muda Jadi Petani Milenial: Manfaatkan Teknologi, Penuhi Kebutuhan Konsumsi
Kolaborasi penggunaan teknologi dalam bidang pertanian memudahkan petani dan masyarakat dalam menjangkau kebutuhan pangan. (Foto: Ist)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Memasuki era industri 4.0, optimalisasi penggunaan teknologi guna memudahkan pekerjaan individu. Hal tersebut diharapkan menjadi angin segar pada aktualisasi sumber daya pertanian, baik potensi alam maupun manusia.

Tri Mawarni, Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menuturkan, era modernisasi merupakan ladang emas bagi profesi petani. Memilih bertani menjadi sumber mata pencaharian merupakan prospek yang menjanjikan dan berperan penting. Hal tersebut bukan tanpa sebab, petani merupakan ujung tombak dalam memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Tidak ada petani, masyarakat akan sukar memperoleh pangan. Sehingga Tri berharap, stigma akan profesi petani yang kotor dan konvensional dapat terpatahkan terutama pada kalangan anak muda saat ini yang hendak meniti karir.

“Saat ini ada proses pencarian petani milenial. Strategi tersebut dari Kementerian Pertanian sendiri dalam rangka optimalisasi profesi petani,” tutur Tri.

Petani milenial merupakan generasi muda dengan rentang usia 19 hingga 39 tahun. Generasi yang akrab dengan dunia komunikasi serta digital, diharapkan dapat membangkitkan semangat bertani melalui pemanfaatan teknologi serta memperkenalkan dunia agraria lebih luas kepada masyarakat.

Tri menaruh harapan pada petani milenial dalam meningkatkan hasil panen serta menuntaskan zero waste, sehingga meminimalisir produk tani agar dapat terdaur ulang kembali tanpa menghasilkan limbah yang dapat mencemarkan lingkungan. Proses rekrutmen petani milenial, diutamakan kaum muda yang mempunyai jiwa wirausaha.

“Karena selama ini petani dapat menghasilkan produk tapi tidak dapat memasarkan. Generasi milenial maju dengan teknologi. Progran milenial ini dari Menteri Pertanian pada akhir 2019. Lalu 2020, mulai sosialisasi, ternyata berbentur dengan Covid-19 Sehingga pemilihan anggota pada program tersebut koordinasinya dilaksanakan secara virtual,” terang Tri.

Lebih lanjut dia menjelaskan, Minat menurunnya profesi tani dapat disebabkan berbagai hal yang memengaruhi,seperti kondisi lahan yang tidak sesubur dahulu, hingga provitas tani belum mengalami peningkatan sesuai target. Faktor-faktor tersebut mampu megurangi ketertarikan masyarakat pada profesi tersebut.

“ Sekarang adalah era 4.0 digital teknologi, dalam masa ini merupakan celah dalam menarik kaum muda untuk bertani tanpa harus kotor. Terdapat alat mesin pertanian yang membantu pengolahan tanah, pemupukan, dan panen. Artinya kepada generasi muda jangan takut terjun ke dunia pertanian. Petani merupakan profesi yang penting tidak memandang memasuki era apapun. Manusia dapat memenuhi kebutuhan perutnya melalui pangan yang diperoleh dari petani, Tidak ada petani akan terjadi kelaparan,” pungkasnya.

[SNM | RWT | ADV DISKOMINFO]


Related Posts


Berita Lainnya