Nasional

BRUIN Sebut Penelitian Sungai Watch tentang Sampah Tidak Mewakili Kondisi Indonesia, Ini Penjelasannya

Network — Kaltim Today 26 Februari 2024 14:54
BRUIN Sebut Penelitian Sungai Watch tentang Sampah Tidak Mewakili Kondisi Indonesia, Ini Penjelasannya
Ilustrasi. (Pexels)

Kaltimtoday.co - Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Sungai Watch mengenai audit sampah tahun 2023 mengundang kontroversi karena dianggap tidak mencerminkan kondisi keseluruhan Indonesia. Sebagian pihak menyatakan bahwa penelitian tersebut hanya memperhitungkan sampah di sungai-sungai di Bali dan Banyuwangi saja.

Muhammad Kholid Basyaiban, Koordinator Program Sensus Sampah Plastik Indonesia dari Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN), menekankan bahwa audit yang terbatas pada dua wilayah tersebut tidak dapat mewakili kondisi sampah di seluruh Indonesia. Menurutnya, agar hasil penelitian dapat mencerminkan keadaan nasional, penelitian seharusnya dilakukan di minimal 51% dari total 38 provinsi di Indonesia.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Peneliti dari Ecoton, Alex Rahmatullah, yang sebelumnya telah melakukan audit sampah di Banyuwangi. Menurutnya, penelitian yang terbatas hanya pada dua wilayah, terutama jika hanya sebagian wilayahnya, tidak dapat dianggap sebagai representasi dari situasi sampah di seluruh Indonesia.

Sungai Watch dalam rilisnya menyebut "10 Perusahaan Penyebab Pulutan Indonesia" yang berkontribusi pada sampah plastik di sungai-sungai. Namun, laporan tersebut menuai kritik karena keterbatasan cakupan penelitian mereka.

Dalam laporan 'Sungai Watch Impact Report 2023', disebutkan bahwa penelitian mereka hanya meliputi sungai-sungai di Bali Utara dan sebagian daerah Banyuwangi, yang merupakan sebagian kecil dari wilayah yang ada di Bali dan Banyuwangi. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian tersebut tidak dapat dijadikan gambaran utuh kondisi sampah di wilayah tersebut.

Ecoton juga telah melakukan brand audit sampah di sungai Kalibaru Banyuwangi, namun demikian, hal tersebut masih terbatas dalam cakupan wilayah yang terbatas.

Sementara itu, Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) juga telah melakukan penelitian sejenis pada tahun 2023 dengan mencakup 64 lokasi di 30 kabupaten kota di 13 provinsi di Indonesia. Namun, Bali tidak dimasukkan dalam penelitian tersebut karena dianggap memiliki manajemen sampah yang baik dan telah menerapkan peraturan terkait pembatasan plastik sekali pakai.

Dari hasil penelitian BRUIN, ditemukan bahwa kemasan plastik sachet mendominasi sampah plastik yang terkumpul, dan beberapa perusahaan besar diidentifikasi sebagai penyumbang sampah plastik terbesar di Indonesia, termasuk Mayora, Wings Food, Unilever, dan Indofood.

[RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya