Nasional

Sampah Plastik Dunia Diprediksi Meningkat hingga Tiga Kali Lipat pada 2040

Network — Kaltim Today 02 Januari 2025 05:40
Sampah Plastik Dunia Diprediksi Meningkat hingga Tiga Kali Lipat pada 2040
Ilustrasi. (Pixabay)

Kaltimtoday.co - Menteri Lingkungan Hidup Indonesia, Hanif Faisol Nurofiq, mengungkapkan bahwa jumlah sampah plastik secara global diperkirakan akan meningkat hingga tiga kali lipat pada tahun 2040. Prediksi ini berdasarkan laporan dari United Nations Environment Programme (UNEP) yang dibahas dalam forum The Intergovernmental Negotiating Committee on Plastic Pollution (INC-5) di Busan, Korea Selatan, beberapa waktu lalu.

Menurut laporan UNEP, pada tahun 2016, volume sampah plastik di dunia tercatat mencapai 9 hingga 14 juta ton. Namun, angka ini diperkirakan melonjak drastis menjadi 23 hingga 27 juta ton pada tahun 2040. Peningkatan ini menjadi ancaman serius bagi keanekaragaman hayati, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Hanif menyebut bahwa pola konsumsi dan produksi yang tidak berkelanjutan menjadi faktor utama di balik peningkatan signifikan ini.

“Permasalahan ini memerlukan perhatian global dan kolaborasi lintas negara untuk menemukan solusi yang berkelanjutan,” ujar Hanif dalam keterangannya pada Rabu (1/1/2025).

Sebagai bagian dari upaya global, sejumlah negara yang tergabung dalam forum INC telah sepakat untuk mendorong pengesahan Resolusi 5/14 dalam United Nations Environment Assembly (UNEA) pada Maret 2022. Resolusi ini diharapkan menjadi dasar bagi penyusunan langkah konkret untuk mengatasi polusi plastik, khususnya yang berdampak pada ekosistem laut.

Hanif menjelaskan bahwa Indonesia mengambil peran aktif dalam perundingan ini.

“Indonesia berkomitmen menjadi bridge builder atau penghubung dalam pembahasan ini, dengan tetap memprioritaskan kepentingan nasional, termasuk perlindungan wilayah kepulauan dari dampak sampah plastik lintas batas,” tegasnya.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menghadapi risiko besar dari polusi plastik. Sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik dapat mengancam ekosistem laut, merusak habitat alami, dan berdampak buruk pada sektor perikanan yang menjadi andalan ekonomi banyak masyarakat pesisir.

Untuk itu, Hanif menekankan pentingnya langkah preventif dan kolaborasi global.

“Pemerintah bersama masyarakat harus berperan aktif dalam mengurangi konsumsi plastik sekali pakai, meningkatkan daur ulang, dan mendukung inovasi ramah lingkungan,” tambahnya.

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp 



Berita Lainnya