Advertorial

Cegah Lonjakan Perceraian, DPRD Samarinda Dukung Wacana Kemenag Soal Program Pranikah Satu Semester

Defrico Alfan Saputra — Kaltim Today 20 Maret 2025 09:11
Cegah Lonjakan Perceraian, DPRD Samarinda Dukung Wacana Kemenag Soal Program Pranikah Satu Semester
Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Novan Syahronny Pasie, menyampaikan dukungan ke Kemenag terkait program Pranikah untuk mencegah angka perceraian yang sangat tinggi.

SAMARINDA, Kaltimtoday.co - Rencana Kementerian Agama (Kemenag) untuk menerapkan program pendidikan pranikah selama satu semester mendapat respons positif dari DPRD Samarinda. Program ini dinilai sebagai langkah preventif untuk mempersiapkan pasangan muda sebelum memasuki kehidupan berumah tangga, mengingat tingginya angka perceraian di Indonesia yang mencapai 35 persen per tahun.

Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut, angka perceraian yang cukup tinggi itu berdampak serius, terutama terhadap perempuan dan anak-anak. Oleh sebab itu, penguatan bimbingan pernikahan menjadi solusi yang tengah disiapkan pemerintah untuk menekan potensi keretakan rumah tangga di masa depan.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Novan Syahronny Pasie, menyatakan dukungannya. Ia menilai, edukasi tentang pernikahan harus diperluas, khususnya bagi calon pengantin muda yang minim pengalaman dan wawasan tentang kehidupan rumah tangga.

“Penting untuk memberikan pemahaman menyeluruh soal hukum pernikahan dan dinamika kehidupan setelah menikah. Ini bisa jadi bekal penting bagi pasangan agar tidak gegabah saat menghadapi konflik rumah tangga,” ujar Novan.

Namun, ia juga mengingatkan soal potensi praktik percaloan dalam program ini, mengingat durasi bimbingan yang lebih panjang dari sebelumnya. Meski demikian, ia meyakini Kemenag memiliki sistem pengawasan yang mampu mencegah hal tersebut.

“Potensi penyimpangan tentu ada, tapi pengawasan adalah bagian dari tanggung jawab instansi pelaksana,” tegasnya.

Menurut Novan, penyebab perceraian sangat kompleks, mulai dari faktor ekonomi, komunikasi, hingga ketidaksiapan mental. Maka dari itu, pendekatan preventif melalui pendidikan pranikah dianggap sebagai langkah yang tepat untuk membentuk rumah tangga yang kuat dan berkualitas.

“Ini perlu jadi perhatian bersama. Pemerintah pusat dan daerah harus bersinergi dalam mendukung peningkatan kualitas rumah tangga di Indonesia,” tutupnya.

[TOS | ADV DPRD SAMARINDA]



Berita Lainnya