Advertorial

Dilema Pemberian Bonus Atlet Berprestasi di Kejuaraan Olahraga Tradisional

M Jaini Rasyid — Kaltim Today 14 November 2024 09:32
Dilema Pemberian Bonus Atlet Berprestasi di Kejuaraan Olahraga Tradisional
Olahraga tradisional masih belum banyak mendapat apresiasi, terutama bonus bagi para atlet yang berhasil meraih di kejauraan-kejuaraan olahraga tradisional.

SAMARINDA, Kaltimtoday.co - Di tengah meningkatnya popularitas olahraga tradisional di Kalimantan Timur, isu pemberian bonus bagi peserta pasca kejuaraan masih menjadi tantangan. Meski antusiasme masyarakat terus meningkat, perihal bonus yang diharapkan sering kali menjadi dilema bagi Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur.

Kepala Seksi Olahraga dan Rekreasi Tradisional Dispora Kaltim, Thomas Alva Edison, menyatakan bahwa kendala utama terkait bonus adalah ketidakjelasan wewenang. Menurutnya, keputusan soal pemberian bonus bagi peserta sebenarnya bukan berada di bawah kendali Dispora, yang hanya bertanggung jawab pada penyelenggaraan teknis acara.

“Kami sering menerima pertanyaan dari peserta tentang bonus setelah kejuaraan besar seperti PON atau Fornas. Banyak yang mengira Dispora yang bertanggung jawab, padahal sebenarnya ini berada di luar wewenang kami,” jelas Thomas di Gedung Tower Dispora Kaltim, Rabu (13/11/2024).

Ketidakpastian soal bonus ini, menurut Thomas, tak jarang berpengaruh pada semangat para peserta. Meski olahraga tradisional disambut positif, kurangnya insentif bonus dapat menurunkan motivasi mereka untuk terus berprestasi.

“Dari sisi peserta, bonus bisa menjadi dorongan penting untuk meningkatkan prestasi. Ketika tidak ada kejelasan soal itu, tentu ada pengaruh terhadap semangat mereka untuk bersaing di kejuaraan-kejuaraan berikutnya,” ungkap Thomas.

Menurutnya, isu ini juga kerap muncul dalam diskusi antara penyelenggara acara dan peserta, terutama di kejuaraan-kejuaraan besar. Namun, karena anggaran bonus bukan bagian dari tanggung jawab Dispora, peserta sering kali merasa bingung mengenai siapa yang harus menyediakan insentif tersebut.

“Dispora hanya bertanggung jawab pada penyelenggaraan teknis dan perencanaan acara. Untuk bonus, perlu koordinasi lebih dengan pihak-pihak yang memang berwenang dalam penyediaan anggaran,” ujarnya.

Thomas berharap ke depan ada kebijakan yang lebih jelas dan terstruktur mengenai bonus, sehingga peserta memiliki kejelasan dan motivasi lebih untuk berkompetisi. Dia menyarankan agar pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait dapat lebih bersinergi dalam mengatasi persoalan ini.

“Kami berharap ada sinergi yang lebih baik antara pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait, sehingga bonus bisa diberikan dengan lebih jelas. Ini juga akan menjadi dorongan positif bagi peserta untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi,” tutup Thomas.

[TOS | ADV DISPORA KALTIM]



Berita Lainnya