Nasional

Dirty Vote: Dokumenter Terbaru dari Koalisi Masyarakat Sipil yang Membongkar Kecurangan Pemilu 2024

Ibrahim — Kaltim Today 11 Februari 2024 14:29
Dirty Vote: Dokumenter Terbaru dari Koalisi Masyarakat Sipil yang Membongkar Kecurangan Pemilu 2024
Dokumenter Dirty Vote dari Koalisi Masyarakat Sipil. (Foto Istimewa)

Kaltimtoday.co, Jakarta - Masa kampanye pemilu 2024 telah berakhir. Menjelang pemilihan pada 14 Februari, koalisi masyarakat sipil merilis dokumenter tentang strategi kecurangan pemilu. Berjudul “Dirty Vote,” dokumenter ini tayang pada tanggal 11 Februari, memanfaatkan hari pertama masa tenang pemilu sebagai momentum peluncurannya dan akan disiarkan pukul 11.00 WIB di kanal YouTube.

"Dirty Vote" adalah dokumenter eksplanatori yang dibawakan oleh tiga pakar hukum tata negara: Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari. Mereka mendalami penggunaan berbagai instrumen kekuasaan untuk memenangkan pemilu, yang pada prosesnya, merusak prinsip-prinsip demokrasi.

Dengan data dan fakta yang solid, dokumenter ini mengungkap berbagai bentuk kecurangan pemilu melalui analisis hukum. Bivitri Susanti menyatakan bahwa "Dirty Vote" merupakan rekaman sejarah kerusakan demokrasi di Indonesia, dimana kekuasaan disalahgunakan secara terang-terangan oleh mereka yang dipilih melalui proses demokrasi itu sendiri.

Film ini mengkritik penggunaan kekuasaan dan nepotisme dalam pemilu, menyoroti pentingnya sikap publik dalam menghadapi praktik-praktik curang tersebut. Feri Amsari menambahkan bahwa inti dari pemilu adalah rasa cinta tanah air, dan mengizinkan kecurangan berarti merusak bangsa.

Disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono, "Dirty Vote" adalah karya keempatnya yang bertemakan pemilu. Sebelumnya, Dandhy telah menghasilkan film-film dokumenter yang kritis dan mendapat sambutan luas, seperti "Sexy Killers" yang menarik perhatian 20 juta penonton selama pemilu 2019.

Dibuat melalui kolaborasi lintas organisasi masyarakat sipil dan didanai oleh crowd funding, "Dirty Vote" diharapkan menjadi bahan refleksi menjelang hari pemilihan, serta mendorong diskusi dan edukasi publik mengenai pemilu yang adil dan demokratis.

[TOS]



Berita Lainnya