PROKOM KUKAR
Dominasi Gracilaria Dongkrak Produksi Rumput Laut Kukar, Pabrik Pengolahan Disiapkan
TENGGARONG, Kaltimtoday.co - Penguatan sektor perikanan budidaya terus dikebut Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar) melalui perluasan komoditas unggulan tambak, dengan rumput laut menjadi salah satu program prioritas Kukar Idaman Terbaik. Komoditas ini juga menjadi prioritas nasional dan memiliki potensi besar untuk pasar ekspor serta hilirisasi produk turunan.
Data menunjukkan produksi rumput laut di Kukar didominasi oleh jenis Gracilaria, dengan total produksi mencapai 67.818 ton. Sementara jenis Kotoni hanya mencapai 162 ton. Selisih produksi yang besar ini dipengaruhi oleh karakter perairan dan kemudahan budidaya.
Jenis Gracilaria sangat dominan karena cocok dengan karakter tambak Kukar, memiliki teknik budidaya yang sederhana, dan lebih tahan terhadap perubahan kondisi perairan dari aliran Sungai Mahakam. Wilayah budidaya Gracilaria tersebar di Samboja, Muara Badak, Anggana, dan Marangkayu, sementara Kotoni dibudidayakan di Samboja dan titik perairan tertentu yang kualitasnya lebih jernih.
Meskipun produksi sudah besar, pengembangan rumput laut di Kukar menghadapi tantangan utama:
- Teknik budidaya masih tradisional (sistem tabur sederhana).
- Kontrol kualitas belum optimal.
- Harga jual dipengaruhi standar kualitas.
- Kepala DKP Kukar, Muslik, menegaskan bahwa penguatan kualitas dan hilirisasi menjadi kunci.
“Produksi kita sudah besar. Tinggal kualitas dan hilirisasinya saja yang perlu dikuatkan. Kami terus mendorong agar pembudidaya mendapat harga terbaik,” ujar Muslik.
Langkah penguatan DKP Kukar meliputi pendampingan intensif untuk peningkatan kualitas, mendorong perizinan budidaya Kotoni di wilayah potensial, dan penyiapan hilirisasi rumput laut untuk meningkatkan nilai tambah. Program jangka panjangnya adalah rencana pembangunan pabrik pengolahan rumput laut di Kukar.
Secara ekonomi, budidaya rumput laut memiliki potensi menjanjikan. Dengan asumsi 1 hektare menghasilkan 1 ton rumput laut per bulan, omzet yang didapat mencapai Rp5 juta per ton, dengan penghasilan bersih bagi pembudidaya mencapai Rp3 juta setelah dikurangi biaya keberlanjutan usaha.
[TOS | ADV PROKOM KUKAR]
Related Posts
- Bukan Sekadar Persoalan Ruang, Akademisi Kritik Pendekatan Pemkot dalam Penertiban Prostitusi Loa Hui
- IKM MPP Kukar Tembus 94,98, Tiga Tahun Berjalan Pelayanan Masuk Kategori ‘Sangat Baik’
- Hujan Lebat Mengintai di Desember, Wagub Seno Aji Minta Masyarakat Kaltim Waspada
- Update Korban Banjir Sumatera 2 Desember 2025: 604 Tewas, 464 Hilang
- Update Harga TBS Sawit Kaltim Akhir November 2025, Ini Rinciannya









