Advertorial

Gubernur Kaltim Tegaskan Komitmen Pembangunan Inklusif di Seminar Nasional ICDN 2025

Kaltim Today
20 Mei 2025 06:50
Gubernur Kaltim Tegaskan Komitmen Pembangunan Inklusif di Seminar Nasional ICDN 2025
Gubernur Kaltim Tegaskan Komitmen Pembangunan Inklusif di Seminar Nasional ICDN 2025.

Kaltimtoday.co, Samarinda - Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud atau yang akrab disapa Gubernur Harum, menjadi pembicara utama dalam Seminar Nasional Ikatan Cendekiawan Dayak Nasional (ICDN) serta Pelantikan Dewan Pengurus Nasional ICDN periode 2025–2030 yang digelar di Ballroom Hotel Mercure Pontianak.

Dalam forum bergengsi yang dihadiri oleh para cendekiawan Dayak dari berbagai penjuru Pulau Kalimantan, Harum menyerukan pentingnya kolaborasi seluruh elemen masyarakat Dayak untuk turut serta dalam pembangunan Indonesia, khususnya dalam menyambut era Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Kalimantan harus solid. Masyarakat Dayak tidak hanya berpartisipasi, tetapi harus menjadi penentu arah masa depan bangsa,” tegas Harum.

Dia menekankan bahwa besarnya potensi Pulau Kalimantan, termasuk kekayaan sumber daya alam dan keanekaragaman budaya, harus dijaga dan dimanfaatkan secara bijak. Ia mengajak masyarakat Dayak untuk bersatu membangun Tanah Borneo agar semakin maju dan berdaya saing.

Dalam pidatonya, Harum juga memaparkan kebijakan prioritas Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, salah satunya adalah Program Gratispol yang memberikan pendidikan gratis dari tingkat SMA hingga S3, termasuk bantuan seragam sekolah.

“Meski Kalimantan Timur kaya sumber daya, angka kemiskinan masih berada di angka 5,7 persen. Kunci menghapus kemiskinan adalah melalui pendidikan. Semua anak-anak kita harus bisa sekolah tanpa beban biaya,” ungkapnya.

Mengangkat tema “Empowering the Generation, No Dayak Left Behind”, Gubernur Harum menegaskan bahwa pembangunan yang sejati adalah pembangunan inklusif, yang tidak menyisakan satu pun masyarakat adat di belakang, termasuk warga Dayak.

“Kita ingin generasi muda Dayak tumbuh percaya diri, berpendidikan tinggi, dan mampu bersaing. Tidak boleh ada anak Dayak yang tertinggal dalam pendidikan, teknologi, atau kesehatan,” ucapnya.

Ia juga berharap ICDN dapat memainkan peran lebih besar sebagai mitra strategis pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang adil dan berpihak pada masyarakat adat. Terlebih di masa transisi pembangunan IKN, peran cendekiawan Dayak sangat dibutuhkan agar transformasi Kalimantan tetap berpijak pada jati diri dan nilai-nilai budaya lokal.

“Mari kita membangun Kalimantan dari pinggiran dengan semangat kebersamaan dan cinta tanah leluhur,” pungkasnya.

Komitmen Harum mendapat apresiasi dari peserta seminar. Ketua DPN ICDN 2025–2030, Willy Midol Yoseph, menyampaikan pujian atas perhatian besar yang diberikan Gubernur terhadap masyarakat Dayak.

“Kehadiran Pak Gubernur membawa harapan besar bagi warga Dayak. Komitmennya luar biasa,” ujar Willy.

Senada dengan itu, Prof. Adri Patton selaku moderator seminar juga memberikan apresiasi atas perhatian serius Gubernur Harum terhadap infrastruktur pedalaman, termasuk upaya menyambungkan wilayah perbatasan Mahakam Ulu dan Malinau.

“Ini akan menjadi penghubung penting bagi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Aplaus untuk Pak Gubernur,” serunya.

Dalam sesi sebelumnya, Cornelis, anggota DPR RI sekaligus mantan Gubernur Kalbar, menyampaikan bahwa masyarakat Dayak telah lama mendiami Pulau Kalimantan namun masih tertinggal secara ekonomi. Ia menyerukan pentingnya keberanian dan kecerdasan dalam menghadapi tantangan pembangunan.

“Kita sudah 40.000 tahun di Borneo, tapi belum menikmati hasil pembangunan. Saatnya cendekiawan Dayak bangkit dan membawa perubahan nyata,” tegas Cornelis.

Acara seminar ini turut dihadiri Wakil Gubernur Kalbar Krisantus Kurniawan, President of Borneo Dayak Forum Datuk Seri Panglima Jeffrey G. Kitingan, serta sejumlah tokoh cendekiawan Dayak lainnya seperti Frederick Bid dan Adri Patton. Gubernur Kalbar Ria Norsan hadir dalam sesi pelantikan pengurus baru ICDN.

 [RWT | ADV DISKOMINFO KALTIM] 



Berita Lainnya