Nasional
Hasil Riset AJI Indonesia - Monash University: Ujaran Kebencian ke Kelompok Minoritas Meningkat Selama Kampanye Pemilu 2024
![Hasil Riset AJI Indonesia - Monash University: Ujaran Kebencian ke Kelompok Minoritas Meningkat Selama Kampanye Pemilu 2024](https://kaltimtoday.co/wp-content/uploads/2024/02/sekretaris-aji-indonesia-ika-ningtyas-foto-istimewa-65cb1283b24f1.jpg)
Samarinda, Kaltimtoday.co - Riset terbaru yang dilakukan Monash University dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia menunjukkan adanya peningkatan signifikan ujaran kebencian yang menyasar sembilan kelompok minoritas selama masa kampanye Pemilu 2024. Hasil temuan ini diumumkan melalui dashboard visualisasi data berbasis kecerdasan buatan (AI), yang diluncurkan Senin, 12 Februari 2024. Dashboard itu untuk memantau tren ujaran kebencian secara real time di platform media sosial dan berita online.
Penelitian yang berlangsung sejak 1 September 2023 hingga Januari 2024 itu menemukan bahwa Twitter merupakan platform dengan jumlah ujaran kebencian tertinggi, diikuti oleh Facebook dan Instagram. Menariknya, peningkatan ujaran kebencian tercatat signifikan dua hari setelah debat calon presiden yang membahas tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, dan Geopolitik pada 7 Januari 2024.
Dalam pemantauannya, tim peneliti menggunakan 67 kata kunci untuk melacak percakapan yang berkaitan dengan pemilu dan tujuh kelompok minoritas. Penelitian ini juga memperluas kategori pencarian menyusul dua peristiwa penting, yakni penyerangan Gaza oleh Israel dan kedatangan pengungsi Rohingya, sehingga menambah kategori Yahudi dan Rohingya dalam pemantauan.
Dari total 678.106 teks yang dipantau, sebanyak 26,9% atau 182.118 teks mengandung ujaran kebencian, dengan 46,31% di antaranya berkaitan langsung dengan isu pemilihan umum. Ujaran kebencian paling banyak ditujukan terhadap kelompok Yahudi, diikuti oleh kelompok disabilitas, Tionghoa, LGBTQ, dan lainnya.
Metodologi penelitian meliputi diskusi kelompok terfokus, pengumpulan data dari media sosial, anotasi manual oleh anotator dari perwakilan kelompok minoritas, pemodelan dengan pembelajaran mesin, dan visualisasi data. Kategori ujaran kebencian yang dipantau mencakup serangan terhadap identitas, hinaan, ancaman/hasutan, kata-kata kotor, seksual/vulgar, dan lainnya.
Sekretaris AJI Indonesia, Ika Ningtyas, menekankan pentingnya media massa dalam meredam ujaran kebencian dan mendukung keberagaman serta hak-hak kelompok minoritas. Ia juga mengkritik sejumlah media massa yang tanpa kontrol mengamplifikasi narasi kebencian yang diproduksi di media sosial.
“Masalahnya, sejumlah media massa mengamplifikasi narasi kebencian yang diproduksi pasukan siber di media sosial tanpa kontrol yang ketat,” kata Ika.
Peluncuran dashboard ini merupakan bagian dari upaya Monash University dan AJI Indonesia untuk merespon Pemilu 2024, dengan tujuan mengurangi polarisasi dan mendukung penggunaan internet yang aman dan ramah. Kedua institusi tersebut mengajak berbagai pihak untuk berpartisipasi aktif dalam menghentikan penyebaran informasi berbahaya dan memicu perselisihan sosial.
[TOS]
Related Posts
- Deforestasi di Pulau-Pulau Kecil Indonesia Capai 318,6 Ribu Hektare dalam Lima Tahun Terakhir
- Rudy Mas'ud-Seno Aji Terima Tantangan BEM KM Unmul Soal Adu Gagasan Jelang Pilgub Kaltim 2024
- Tim Rudy-Seno Yakinkan PDIP dan PPP Gabung Koalisi Indonesia Maju di Pilgub Kaltim 2024
- Rudy Mas’ud-Seno Aji Pasang Stiker di Angkot Samarinda, Biayanya Rp 80-100 Ribu per Bulan
- Revisi UU Desa Resmi Disahkan, Perangkat dan Pekerja Ekosistem Desa Dilindungi Jamsostek