Advertorial

Isu Beras Oplosan dan Penjualan di Atas HET, Tim Gabungan Sidak 6 Distributor di Samarinda

Kaltim Today
24 Juli 2025 10:37
Isu Beras Oplosan dan Penjualan di Atas HET, Tim Gabungan Sidak 6 Distributor di Samarinda
Sidak terpadu di enam titik distribusi beras di Kota Samarinda, Rabu (23/7/2025). (Dok. Pemprov Kaltim)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Menyusul mencuatnya isu beras premium oplosan dan penjualan di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (DPPKUKM) Kalimantan Timur bersama tim gabungan melakukan sidak terpadu di enam titik distribusi beras di Kota Samarinda, Rabu (23/7/2025).

Tim pengawasan tersebut melibatkan sejumlah pihak, termasuk Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim, Dinas Perdagangan Samarinda, dan Satgas Pangan Polda Kaltim. Langkah ini merupakan respons cepat atas pernyataan Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, yang sebelumnya mengungkap temuan ratusan merek beras tidak sesuai standar dan terindikasi dioplos.

Plt Kepala Bidang Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) DPPKUKM Kaltim, Asep Nuzuludin, yang juga bertindak sebagai Koordinator Tim Pengawasan 1, menyatakan bahwa praktik pengoplosan beras bukan sekadar persoalan kejujuran, tetapi juga mengancam kestabilan harga dan menimbulkan keresahan publik.

“Pemerintah pusat telah mengeluarkan informasi resmi yang harus segera ditindaklanjuti. Kami langsung mengoordinasikan sidak untuk memastikan distribusi dan mutu beras di lapangan sesuai aturan,” tegas Asep.

Ia juga menambahkan bahwa timnya menemukan indikasi adanya beras premium yang dijual dengan kualitas tidak sesuai label dan harga di atas HET. Langkah pengawasan dilakukan guna meredam potensi panic buying dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pasokan kebutuhan pokok.

Sementara itu, Koordinator Tim Pengawasan 2, Gunadi, menyebutkan bahwa pemantauan dilakukan di dua pasar tradisional, dua ritel modern, dan dua distributor utama beras premium. Pemeriksaan difokuskan pada aspek klasifikasi mutu, pengemasan, dan informasi produksi beras yang beredar.

Beberapa sampel beras premium yang diambil dari lokasi sidak telah diamankan untuk diuji laboratorium. Pemeriksaan lanjutan akan meliputi parameter kadar patahan, kadar air, warna, hingga aroma. Hasil uji diperkirakan keluar dalam waktu tiga pekan ke depan.

Selain temuan terkait mutu dan pengoplosan, tim juga mengidentifikasi potensi kontaminasi logam dari salah satu merek beras yang menyertakan sendok logam sebagai hadiah promosi di dalam kemasan. Gunadi menyebut hal ini sangat berbahaya, karena logam yang bersentuhan langsung dengan bahan makanan dapat melepaskan partikel mikro yang membahayakan kesehatan.

“Ini bentuk kelalaian pada aspek non-pangan yang justru bisa berdampak langsung pada keamanan konsumsi masyarakat. Kami mendorong agar praktik seperti ini dihentikan,” ujarnya.

Pemerintah daerah juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan aktif melaporkan jika menemukan penyimpangan dalam penjualan bahan kebutuhan pokok, khususnya beras.

[RWT | ADV DISKOMINFO KALTIM] 



Berita Lainnya