Kaltim
Jadi Sorotan Saat Wabah Virus Corona, Berikut Jawaban Anggota Jamaah Tabligh di Samarinda
Kaltimtoday.co, Samarinda - Salah satu gerakan Islam, Jamaah Tabligh, sedang menjadi sorotan luas di berbagai daerah. Itu setelah peserta dari beberapa pertemuan mereka, seperti di Sri Petaling, Malaysia dan di Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia beberapa waktu lalu terinfeksi virus corona.
Jamaah Tabligh sendiri terpecah menjadi dua faksi. Pertemuan di Sri Petaling, Malaysia merupakan kegiatan dari Jamaah Tabligh dari Faksi Amir Maulana Saad (MS). Faksi ini markas utama mereka di Nizzamuddin, India. Di Indonesia, faksi MS bermarkas di Masjid Jami' Kebon Jeruk, Jakarta.
Adapun Jamaah Tabligh yang menggelar pertemuan di Gowa, Sulsel merupakan faksi Syuro Alami (SA). Faksi ini markas utama di Raiwind, Pakistan. Di Indonesia, faksi SA bermarkas di Masjid Al- Mutaqin, Ancol, Jakarta.
Di Kaltim, khususnya Samarinda, Jamaah Tabligh menjadi sorotan setelah beberapa anggota dari gerakan ini enggan melaporkan diri ke call center 112, mengindahkan isolasi mandiri, hingga menolak diisolasi di rumah sakit rujukan virus corona Covid-19. Warga geram dengan tindakan sejumlah anggota Jamaah Tabligh tersebut dan menghujat mereka di media sosial.
Dikonfirmasi Kaltimtoday.co atas sorotan terhadap anggota Jamaah Tabligh tersebut, ketua rombongan keberangkatan pertemuan Ijtima Asia di Gowa, Ustadz Fajri menyatakan, seluruh anggota rombongan sejak pulang dari pertemuan dan kembali ke daerah masing-masing sudah diimbau untuk segera melaporkan diri.
Di Samarinda, sebut Ustadz Fajri, pihaknya bahkan berkomunikasi langsung dengan salah satu staf di Dinas Kesehatan Samarinda terkait pelaporan tersebut. Pihaknya juga memberikan data rombongan yang berangkat ke Gowa.
"Teman-teman juga sudah diimbau sejak dari Gowa agar setelah tiba di daerahnya masing-masing untuk mengisolasikan diri secara mandiri. Itu supaya tidak berhubungan dengan pihak-pihak luar hingga masa isolasi selesai," ungkap Ustadz Fajri.
Selain itu, ditegaskan Ustadz Fajri, anggota Jamaah Tabligh juga telah meniadakan seluruh kegiatan di Samarinda. Mulai pertemuan rutin tiap malam Jumat, di Pondok Pesantren Al Mubarok, Lempake yang dihadiri 300 hingga 500 orang sudah ditiadakan. Kemudian, jamaah yang bergerak dari masjid ke masjid untuk silaturahmi, iktikaf dan membuat program 3 hari 40 hari dan 4 bulan untuk sementara ditiadakan.
"Termasuk musyarawah tiap kecamatan tiap malam Rabu juga sudah kami tiadakan. Itu kebijakan sesuai anjuran pemerintah dan sudah kami lakukan agar tidak mengumpulkan massa dalam jumlah besar," tuturnya.
Terkait sejumlah anggota yang enggan mengisolasikan diri dan sempat menolak diisolasi di rumah sakit, Ustadz Fajri mengaku akan terus berkomunikasi kepada anggota yang bersangkutan. Pihaknya akan berupaya untuk memahamkan, karena berdasarkan keputusan dari penanggungjawab hingga ulama di Jamaah Tabligh sejak wabah virus corona semua harus mengikuti anjuran dan tidak bertentangan dengan pemerintah.
"Kebijakan ini sudah disampaikan sejak jauh hari, sejak pulang dari Gowa, dan berlaku untuk seluruh Indonesia," pungkasnya.
Terakhir, dia berdoa agar semua terhindar dari penyakit virus corona, dan wabah dapat segera berakhir.
BERIKAN DUKUNGAN
Seperti diketahui, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kaltim ada 1.642 warga Kaltim yang menghadiri pertemuan Jamaah Tabligh di Gowa, Sulsel. Sekitar 213 orang merupakan warga Samarinda. Hingga Sabtu (11/4/2020) ada 7 orang di rombongan itu yang positif terinfeksi virus corona. Mereka saat ini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit yang menjadi rujukan penangan pasien terinfeksi virus corona.
Kemudian, ada 147 orang dengan status orang dalam pemantauan, 25 status pasien dalam pengawasan. Selain itu ada 9 dengan status orang tanpa gejala.
[irp posts="13488" name="Apa Penyebab Tingkat Kematian Corona Tinggi?"]
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Andi M Ishak mengungkapkan, dari total 1.642 warga Kaltim yang mengikuti kegiatan Ijtima Asia di Gowa, Sulsel tersebut, pihaknya hingga Sabtu (11/4/2020) baru berhasil menghimpun data sebanyak 653 orang.
Adapun warga lain yang pulang dari pertemuan itu sudah dikoordinasikan dengan pemerintah kabupaten/kota di Kaltim untuk melakukan penelusuran.
Selain itu, dia berharap, kesadaran dari rombongan Jamaah Tabligh yang mengikuti kegiatan tersebut dapat melaporkan diri ke pusat kesehatan di daerahnya masing-masing.
"Beberapa kooperatif, tapi ada juga yang tidak. Kami berharap mereka terbuka, toh ini bukanlah aib. Jika merasa tak nyaman dengan petugas medis atau aparat, bisa melalui pimpinan jamaahnya," kata Andi M Ishak.
Pihaknya mengakui, dengan banyaknya stigma buruk masyarakat yang ditujukan kepada rombongan dari Klaster Gowa cukup berpengaruh kepada keterbukaan mereka kepada petugas kesehatan. Sehingga enggan melaporkan diri. Bahkan tertekan dengan stigma yang diberikan masyarakat. Akhirnya menyembunyikan diri.
"Harusnya kita sama-sama dorong, dibantu, dimotivasi. Sampaikan secara baik. Toh mereka yang sudah melewati masa isolasi, tidak menunjukan gejala berarti tidak terpapar (virus corona)," pungkasnya.
[TOS]