Nasional

Jaga Stok Pangan Ramadan, Pemerintah Impor 200.000 Ton Gula Kristal Mentah

Network — Kaltim Today 14 Februari 2025 04:53
Jaga Stok Pangan Ramadan, Pemerintah Impor 200.000 Ton Gula Kristal Mentah
Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat meninjau stok gula. (Beritasatu.com)

Kaltimtoday.co - Harga gula di pasar domestik mulai mengalami kenaikan, sebagaimana diungkapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan selama bulan Ramadan yang diproyeksikan mencapai 251.000 ton, pemerintah mengambil langkah dengan mengimpor 200.000 ton gula kristal mentah (GKM).

Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa impor GKM merupakan bagian dari strategi menjaga stabilitas harga gula konsumsi selama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Ramadan dan Idulfitri 2025. Langkah ini juga bertujuan untuk memperkuat stok cadangan pangan pemerintah (CPP).

"BPS melaporkan harga gula mulai naik dengan kontribusi inflasi sebesar 1,4%. Oleh karena itu, tambahan pasokan dalam bentuk raw sugar diperlukan agar dapat diolah menjadi cadangan pangan pemerintah," jelas Arief dalam keterangannya, Kamis (13/2/2025).

Menurut data BPS, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga gula pasir terus meningkat sejak pekan ketiga Januari 2025. Dari awalnya 118 kabupaten/kota, jumlahnya naik menjadi 153 kabupaten/kota pada pekan kelima Januari.

Arief menjelaskan bahwa stok cadangan gula pasir per 12 Februari 2025 mencapai 34.000 ton, yang terdiri dari 22.000 ton dikelola oleh ID FOOD dan 12.000 ton oleh Perum Bulog. Jika dibandingkan dengan rata-rata kebutuhan konsumsi bulanan sebesar 235.000 ton, stok CPP gula saat ini berada di kisaran ketercukupan 14,47%.

Berdasarkan proyeksi NFA per 21 Januari 2025, kebutuhan konsumsi gula akan meningkat 13,39% pada Maret menjadi 251.000 ton dibandingkan Februari yang hanya 222.000 ton. Sementara itu, produksi gula kristal putih (GKP) diperkirakan mulai meningkat pada Mei 2025 dengan jumlah sekitar 166.000 ton, lalu naik menjadi 392.000 ton pada Juni dan 555.000 ton pada Juli.

Puncak panen raya GKP diproyeksikan terjadi pada Agustus dengan produksi mencapai 621.000 ton. Secara keseluruhan, total kebutuhan konsumsi gula nasional sepanjang tahun diperkirakan mencapai 2,841 juta ton.

Arief menegaskan bahwa impor 200.000 ton GKM masih berada di bawah kebutuhan konsumsi bulanan. Pemerintah tetap mempertimbangkan faktor harga gula dunia dan nilai tukar rupiah dalam menentukan jumlah impor. Namun, yang terpenting adalah memastikan ketersediaan stok gula yang dikelola oleh BUMN demi stabilitas pangan nasional.

"Pemerintah harus memiliki cadangan pangan yang cukup, dan hal ini harus dikendalikan oleh BUMN agar masyarakat tetap mendapatkan harga yang stabil," tutup Arief.

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp



Berita Lainnya