Kaltim

Kaltim Masuk 3 Besar Nasional Penambahan Kasus Covid-19, Hetifah Desak Pemerintah Lakukan Sidak Intensif

Kaltim Today
22 Agustus 2020 20:03
Kaltim Masuk 3 Besar Nasional Penambahan Kasus Covid-19, Hetifah Desak Pemerintah Lakukan Sidak Intensif
Wakil Ketua Komisi X DPRD RI asal Kaltim, Hetifah Sjaifudian.

Kaltimtoday.co, Jakarta - Pada 21 Agustus, Indonesia mengumumkan adanya 2.197 kasus Covid-19 baru. Kalimantan Timur mencatat kenaikan ketiga tertinggi setelah DKI Jakarta dan Jawa Timur, dengan penambahan 195 kasus. Hal itu membuka kemungkinan diberlakukannya PSBB di wilayah Kaltim.

Sehubungan dengan hal tersebut, anggota DPR RI asal Kalimantan Timur Hetifah Sjaifudian menyatakan keprihatinannya.

“Angka ini sangat mengkhawatirkan sekali. Tiba-tiba angka di Kaltim melonjak masuk ke tiga besar dan melampaui provinsi-provinsi di Jawa. Harus ada upaya penanganan yang lebih serius dari yang sudah ada,” ujarnya.

Hetifah meminta pemerintah melakukan pemantauan yang lebih intensif akan keberjalanan protokol Covid-19 di Kalimantan Timur, terutama di kota-kota besar.

“Ada indikasi masyarakat sekarang sudah mulai lelah dan abai untuk melakukan protokol-protokol tersebut, padahal angka masih terus naik. Pemerintah daerah dan Gugus Tugas Covid-19 Kaltim harus secara agresif melakukan sidak-sidak di lapangan, dan menindak mereka yang tidak memakai masker, jaga jarak, dan juga pengelola tempat umum yang membiarkan adanya kerumunan,” paparnya.

Hetifah yang juga merupakan Wakil Ketua Komisi X DPR RI itu memberikan perhatian khusus kepada dunia pendidikan.

“Dinas Pendidikan agar lebih selektif lagi dalam memberikan izin pembukaan sekolah. Walau di zona hijau atau kuning pun, harus benar-benar ketat pemenuhan daftar periksanya. Pemantauan keliling juga harus terus dilakukan. Jika perkembangan kasus masih mengkhawatirkan, ada baiknya untuk mempertimbangkan lagi izin pembelajaran tatap muka,” jelasnya.

Ia berharap, pembelajaran tatap muka hanya menjadi pilihan terakhir apabila pembelajaran jarak jauh tidak bisa diterapkan.

“Karena pembelajaran tatap muka ini adalah pilihan. Jadi saya harap orangtua bisa menjadi garda terakhir yang menentukan, apakah anak-anaknya benar membutuhkan pembelajaran di sekolah? Selama masih bisa didampingi orangtua di rumah, saya harap orangtua dapat memilih opsi yang paling berhati-hati,” tegasnya.

Terakhir, dia mengimbau masyarakat untuk tidak menganggap bahwa pandemi ini sudah selesai.

“Saya mengerti mungkin karena ini sudah terjadi berbulan-bulan, masyarakat jenuh, lelah, dan sudah tidak sehati-hati seperti di awal Covid-19 muncul. Namun saya ingatkan, mohon protokol jangan dikendurkan, ini bisa saja baru awal dari kenaikan kasus di Kaltim,” pungkasnya.

[TOS]


Related Posts


Berita Lainnya