PPU
Kasus Malaria di PPU Kian Mengkhawatirkan, Sudah 300 Pasien Sejak Awal 2022
Kaltimtoday.co, Penajam - Selain pandemi Covid-19, Penajam Paser Utara (PPU) juga harus mewaspadai persebaran penyakit malaria yang kian mengkhawatirkan. Bahkan saat ini, daerah yang sering juga disebut dengan Benuo Taka itu masuk zona merah endemis malaria.
Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan (Diskes) PPU, Ponco Waluyo mengatakan, sejak awal 2022, tercatat sudah ada 300 pasien yang terkena malaria dan ditangani di pusat-pusat pelayanan kesehatan setempat.
"Serangan nyamuk malaria cukup tinggi, tercatat hingga saat ini mencapai 300 kasus," ujarnya.
Dia mengungkapkan, data tersebut dihimpun dari masing-masing puskesmas di wilayah PPU sepanjang tahun ini (2022).
Ratusan warga yang terdeteksi positif menderita penyakit malaria tersebut, merupakan hasil laporan penanganan puskesmas yang berada di empat kecamatan di PPU. Namun dipastikan, penularan penyakit malaria didominasi dari daerah luar PPU. Yakni, dari wilayah Bongan, Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Paser.
Lihat postingan ini di Instagram
Menurut Ponco Waluyo, berdasarkan hasil analisa, faktor penyebaran malaria di PPU karena mayoritas warga tertular dari daerah tetangga. Mayoritas penderita penyakit malaria tersebut berasal dari pengrajin kayu atau pekerja perusahaan perkebunan di perbatasan perbatasan Kabupaten Penajam Paser Utara, Paser dan Kutai Barat.
"Lebih dari 85 persen kejadiannya di atas Kilometer 42 Jalan Sotek-Bongan, tapi kalau di atas Kilometer 42 itu masuk wilayah Kabupaten Paser," jelasnya.
Untuk mencegah persebaran penyakit yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk tersebut tidak semakin meluas, Diskes PPU membagikan kelambu insektisida antimalaria setiap tahun.
Kelambu insektisida antimalaria tersebut merupakan bantuan Kementerian Kesehatan atau Kemenkes yang diberikan khusus bagi warga yang tinggal di area atau wilayah perkebunan.
[RWT | SR]
