Gaya Hidup
Kecanduan Pornografi Bisa Hancurkan Kepercayaan Diri dan Kesehatan Mental Wanita

Kaltimtoday.co - Kecanduan pornografi tidak hanya berdampak pada perilaku seksual, tetapi juga bisa menggerus kepercayaan diri dan kesejahteraan mental, termasuk bagi wanita. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa konsumsi konten dewasa yang berlebihan berisiko membuat wanita kesulitan menerima diri sendiri dan kehilangan arah dalam hidupnya.
Dalam banyak literatur, menonton pornografi kerap dianggap sebagai bagian dari eksplorasi seksual yang normal. Namun, ketika kebiasaan ini menjadi tidak terkendali, kondisi tersebut disebut sebagai problematic pornography use (PPU). PPU dapat memicu berbagai masalah psikologis seperti kecemasan, depresi, hingga gejala putus kebiasaan yang menyerupai adiksi.
Sebuah studi yang dilakukan di Tiongkok terhadap lebih dari 500 wanita muda menemukan bahwa mereka yang mengalami PPU memiliki tingkat penerimaan diri yang rendah dan kesulitan dalam menetapkan tujuan hidup. Ini disebabkan oleh dorongan kuat dan tidak terkendali untuk mengonsumsi konten pornografi, meski sudah menyadari dampaknya terhadap kehidupan sosial dan emosional.
Kemudahan akses internet memperparah fenomena ini. Negara-negara seperti Inggris bahkan tercatat memiliki rata-rata 16,6 juta pencarian konten dewasa setiap bulannya, menjadikannya peringkat kedua di dunia. Data global memperkirakan satu dari sepuluh orang dewasa mengalami PPU dalam berbagai tingkat keparahan, dan sebagian dari mereka bisa menghabiskan lebih dari 12 jam per minggu menonton pornografi.
Sayangnya, banyak dari mereka enggan mencari pertolongan karena rasa malu atau takut dikucilkan. Akibatnya, kondisi ini terus berlangsung dan memperburuk kesehatan mental penderitanya. Padahal, studi yang diterbitkan dalam Computers in Human Behavior menunjukkan bahwa penerimaan diri yang tinggi mampu menjadi pelindung dari efek negatif konsumsi pornografi berlebihan.
Upaya untuk berhenti dari kecanduan ini pun tidak mudah. Penelitian dari Brasil mencatat bahwa mereka yang mencoba menghentikan konsumsi secara tiba-tiba bisa mengalami gejala putus kebiasaan, seperti sakit kepala, mual, sulit tidur, hingga kegelisahan ekstrem. Sekitar 72 persen pengguna yang disurvei mengalami gejala tersebut, dan lebih dari separuh mengaku memiliki dorongan kuat untuk kembali mengakses konten tersebut.
Bentuk lain dari dampak negatif kecanduan ini adalah perilaku seksual kompulsif, di mana individu cenderung mengabaikan relasi, tanggung jawab, dan bahkan kesehatan dirinya sendiri. Jika tidak ditangani, kebiasaan ini dapat merusak kualitas hidup secara menyeluruh.
Sementara itu, para ahli menekankan bahwa kehidupan seksual yang sehat—baik sendiri maupun bersama pasangan—memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan imunitas tubuh, menurunkan stres, hingga memperbaiki kualitas tidur. Namun ironisnya, survei dari Royal College of Occupational Therapists (RCOT) menunjukkan penurunan tren hubungan seksual di kalangan pasangan, dengan rata-rata hanya 46 kali dalam setahun.
Menyikapi tingginya angka kecanduan pornografi dan dampaknya terhadap kesehatan mental, berbagai pendekatan mulai dikembangkan. Salah satunya adalah terapi kognitif dan terapi bicara, yang dinilai efektif membantu individu keluar dari lingkaran adiksi.
Organisasi seperti Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) juga mendorong peningkatan edukasi publik tentang bahaya konten pornografi yang dikonsumsi secara berlebihan. Masyarakat bisa mengakses informasi kesehatan mental dan edukasi seputar gaya hidup sehat melalui situs resmi pafikabupatenlingga.org, yang secara aktif mendukung kampanye kesadaran dan pemulihan dari kebiasaan berisiko.
Kesadaran, edukasi, dan akses terhadap bantuan profesional menjadi kunci utama dalam menghadapi masalah kecanduan pornografi. Langkah kecil seperti berbicara kepada ahli bisa menjadi awal dari perubahan besar demi kualitas hidup yang lebih baik.
Related Posts
- Pakar IDAI: Anak Sebaiknya Dilarang Mandi Hujan, Risiko Kesehatan di Musim Pancaroba Tinggi
- Derita Pasien Long Covid Kian Terlihat, Tapi Masih Sering Diabaikan
- Slow Jogging, Solusi Ringan Pulihkan Kebugaran Usai Lebaran
- Cacing Raksasa Dikeluarkan dari Usus Anak di Jember, Jadi Peringatan Serius Soal Sanitasi
- Vaksin Herpes Zoster Berpotensi Kurangi Risiko Demensia, Studi: Efektif Hingga 20 Persen