Headline
La Nina Datang, Kaltim Waspada Bencana
Kaltimtoday.co, Samarinda - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperingatkan tiga provinsi yang berpotensi menghadapi bencana hidrometeorologi.
Ketiga provinsi tersebut saat ini berstatus siaga bencana. Sedang 15 provinsi lainnya berstatus waspada bencana.
Potensi bencana hidrometeorologi ini akibat adanya fenomena La Nina yang melanda Indonesia sejak Oktober 2020 ini.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengungkapkan, 3 provinsi berstatus siaga bencana tersebut yakni Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung.
Ketiga provinsi itu diminta meningkatan kewaspadaan dini dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang yang bisa sewaktu-waktu terjadi.
"BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang," kata Raditya dalam keterangan tertulisnya.
Raditya mengutip laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang mencatat, tiga provinsi tersebut dengan status siaga.
Sementara itu, 15 provinsi disebut BMKG berstatus waspada bencana, yakni Aceh, Jambi, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah da, Jawa Timur.
Kemudian, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat dan Papua.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas III Temindung Samarinda Riza Arian Noor mengatakan fenomena La Nina terjadi sekitar Oktober sampai November. Cuaca ini terjadi karena suhu permukaan laut bagian barat dan timur Pasifik menjadi lebih tinggi dari biasanya. Sehingga, curah hujan tinggi di beberapa daerah yang terdampak. Terjadinya tidak hanya di Samarinda. Tapi di seluruh Tanah Air. Kecuali Sumatera.
“Kalau di Samarinda, La Nina saat ini intensitasnya lemah sampai sedang,” terang Riza.
Secara umum katanya sangat berpengaruh dengan curah hujan di Kaltim. Tapi, secara keseluruhan curah hujannya bervarisasi. Meski begitu masyarakat tetap harus antisipasi. Terutama banjir. Kalau di Kota Tepian, untuk banjir memiliki karakteristik resiko sedang hingga tinggi. Sehingga kalau terjadi hujan dengan intensitas sedang kemungkinan besar terjadi banjir atau genangan. Karena itu, kondisi yang harus diwaspadai ketika hujan dengan tingkatan sedang. Bisa terjadi dua sampai tiga hari.
“Itu yang harus kita antisipasi sekarang. Karena, kita lihat intensitas hujan sekarang mulai naik. Jadi, masyarakat harus tetap waspada. Apalagi di titik-titik yang sering terjadi banjir yang cukup besar,” ungkapnya.
[TOS]