Nasional

Mengenal Yos Suprapto, Seniman yang Gagal Gelar Pameran Tunggal di Galeri Nasional

Suara Network — Kaltim Today 21 Desember 2024 10:31
Mengenal Yos Suprapto, Seniman yang Gagal Gelar Pameran Tunggal di Galeri Nasional
Yos Suprapto. (@ekokuntadhi1/X.com)

Kaltimtoday.co - Kabar pembatalan pameran seni bertema "Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan" di Galeri Nasional Jakarta pada Kamis (19/12/2024) menjadi perhatian publik. Pameran yang semula dijadwalkan menampilkan 30 lukisan karya seniman Yos Suprapto ini terhenti akibat konflik dengan kurator acara, Suwarno Wisetrotomo.

Suwarno meminta Yos untuk menurunkan beberapa lukisan yang dinilai kurang sesuai dengan tema. Namun, Yos menolak permintaan tersebut dan memilih membawa pulang semua karyanya ke Yogyakarta. Keputusan itu memicu pembatalan resmi pameran oleh Galeri Nasional, yang membuat Yos merasa kecewa.

"Saya tidak ingin berurusan lagi dengan Galeri Nasional maupun Kementerian Kebudayaan," ujar Yos pada Kamis (19/12/2024).

Lukisan-lukisan Yos yang seharusnya dipamerkan diketahui sarat akan kritik sosial dan sindiran, termasuk dugaan kritik terhadap mantan Presiden RI ke-7, Joko Widodo. Hal ini diduga menjadi salah satu alasan pembatalan pameran oleh pihak Galeri Nasional.

Profil Yos Suprapto 

Yos Suprapto adalah seniman kelahiran Surabaya, 26 Oktober 1952, yang dikenal dengan karya-karya yang kerap memuat kritik sosial, politik, dan budaya. Sejak memulai kariernya sebagai pelukis pada era 1970-an, Yos telah menghasilkan banyak karya yang mencerminkan pandangannya terhadap berbagai isu.

Ia mulai dikenal luas melalui pameran tunggalnya yang digelar pada tahun 1994 bertajuk "Bersatu dengan Alam" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Selama perjalanannya, Yos terus menampilkan karya-karya yang sarat makna, seperti pameran bertajuk "Barbarisme: Perjalanan Anak Bangsa" pada 2001 di Galeri Nasional. Dalam pameran tersebut, ia menyampaikan kritik tajam terhadap budaya kekerasan yang mulai meresahkan masyarakat.

Pada 2005, Yos kembali menjadi sorotan melalui pameran bertajuk "Republik Udang" yang diselenggarakan di Tembi Gallery, Yogyakarta. Karya-karyanya saat itu berfokus pada kritik terhadap budaya korupsi yang terjadi pasca-reformasi.

Kemudian, pada 2017, ia kembali hadir di Galeri Nasional dengan pameran bertajuk "Arus Balik Cakrawala," yang berhasil mendapatkan perhatian besar dari pecinta seni. Tahun ini, Yos sebenarnya dijadwalkan untuk kembali menggelar pameran tunggal di Galeri Nasional. Namun, ketidaksepahaman dengan pihak kurator dan Galeri Nasional menyebabkan pameran tersebut dibatalkan.

Karya-karya Yos dikenal tidak hanya sebagai seni visual, tetapi juga media untuk menyuarakan kritik sosial. Dalam berbagai pamerannya, Yos sering menyindir kebijakan pemerintah, budaya korupsi, dan isu-isu sosial lainnya. Hal inilah yang membuat namanya kerap menjadi sorotan, baik dalam dunia seni maupun masyarakat luas.

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp



Berita Lainnya