Nasional

Kenang Sejarah Dua Negara, Museum Nasional Belanda Buka Pameran Revolusi Kemerdekaan Indonesia

Kaltim Today
12 Februari 2022 14:58
Kenang Sejarah Dua Negara, Museum Nasional Belanda Buka Pameran Revolusi Kemerdekaan Indonesia
Duta Besar (Dubes) RI untuk Belanda Mayerfas menghadiri pembukaan Pameran Revolusi Kemerdekaan Indonesia di Rijksmuseum Belanda, Kamis (10/2/2022). - (Suara/Dokumentasi KBRI Den Haag).

Kaltimtoday.co - Rijksmuseum, Amsterdam membuka Pameran Revolusi Kemerdekaan Indonesia pada Kamis (10/2/2022). Pameran yang menampilakan sejarah dari kedua sisi negara tersebut diselanggarakan mulai 11 Februari hingga 5 Juni mendatang.

Pameran akan di buka secara resmi oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim dan Menteri Muda Kebudayaan dan Media Belanda, Gunay Uslu.

Dalam sambutannya, Nadiem mengatakan, pengalaman pelaku sejarah perlu didengar dan dipelajari kembali.

"Terdapat pernyataan di mana mereka yang tidak bisa belajar dari sejarahnya akan mengulangi kembali kesalahannya. Pameran Revolusi ini dapat digunakan sebagai medium untuk mempelajari kembali sejarah," kata Nadiem.

Pameran yang difokuskan pada peristiwa revolusi kemerdekaan Indonesia selama periode 1945-1949 itu menampilkan rekaman peristiwa bersejarah, dari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 hingga kembalinya Presiden Soekarno ke Indonesia pada 28 Desember 1949 setelah penyerahan kekuasaan dari Belanda ke Indonesia.

 

 

A post shared by Kaltim Today (@kaltimtoday.co)

Rekaman sejarah tersebut ditampilkan melalui lebih dari 200 koleksi seni dan benda bersejarah yang mewakili pandangan 20 pelaku dan saksi sejarah, dari mulai pejuang, seniman, diplomat, politisi, hingga jurnalis.

Menteri Muda Kebudayaan dan Media Belanda, Gunay Uslu mengatakan, Indonesia dan Belanda memiliki sejarah bersama yang berdampak terhadap kedua bangsanya. Dengan menghadirkan karyanya, dia berharap pameran tersebut dapat mendekatkan masyarakat kedua negara.

"Pameran Revolusi ini diharapkan dapat membuka mata dan hati serta mendekatkan masyarakat kedua negara," kata dia.

Koleksi seni dan benda bersejarah yang dipamerkan, selain berasal dari berbagai museum dan institusi di Belanda, juga dipinjamkan dari sejumlah museum di Indonesia seperti Museum Affandi Yogyakarta, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Art Council, Museum Seni Rupa Jakarta, Museum Komunikasi dan Informatika Jakarta, dan Museum Universitas Pelita Harapan Tangerang.

Sejumlah koleksi yang ditampilkan di antaranya adalah kamera yang merekam Rapat Akbar di Lapangan Ikada, dokumen dinas intelijen Belanda di masa kolonial, dan album foto pribadi wartawan senior Rosihan Anwar.

Ada juga lukisan/sketsa Perundingan Linggarjati yang dibuat Henk Ngantung, lukisan karya Sudarso tentang potret Tanja Dezentje, warga Belanda yang menjadi WNI dan turut berjuang sebagai wakil Indonesia dalam diplomasi kemerdekaan RI.

Pameran juga menampilkan instalasi seni dari Timoteus Anggawan Kusno, seniman asal Yogyakarta.

Instalasi tersebut menggambarkan perjuangan Indonesia di masa kolonial sebelum revolusi kemerdekaan dengan menampilkan obyek yang berasal dari masa kolonial, termasuk pigura lukisan potret Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Di samping itu, sebagai bagian dari pameran, telah diterbitkan buku berjudul "Revolusi! Indonesia Independent" yang berintikan tulisan kontribusi dari para kurator.

[NON | SR]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya