Kaltim
Mulai Pekan Depan, Kapal Masuk Samarinda Hanya Angkut Logistik
Kaltimtoday.co, Samarinda - Pemerintah daerah di Kaltim, baik provinsi maupun kabupaten/kota dituntut warga untuk menutup akses masuk orang dari pelabuhan maupun bandara. Desakan itu disampaikan demi mencegah penularan wabah virus corona Covid-19.
Untuk wilayah Samarinda, saat ini sudah melakukan sejumlah langkah maju untuk membatasi masuknya orang. Pertama, akses darat melalui Jalan Soekarno Hatta dan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda dijaga ketat. Pemkot Samarinda bersama instansi terkait melakukan pengawasan setiap orang yang datang dari arah Balikpapan. Mereka yang tidak benar-benar berkepentingan tidak diizinkan masuk ke wilayah Samarinda.
[irp posts="13318" name="Mau Tutup Bandara dan Pelabuhan untuk Cegah Corona? Dilarang Luhut!"]
Begitu pula dengan jalur masuk orang melalui Jalan Tol Balikpapan-Samarinda. Pemkot Samarinda bersama Jasa Marga sudah membatasi akses masuk orang dari Balikpapan ke Samarinda. Adapun dari Handil, juga akan dilakukan pengetatan jika arus masuk orang melalui rute tersebut dipantau terjadi kenaikan signifikan.
"Upaya pemkot ini sudah direstui gubernur, karena tidak menutup semua, hanya membatasi. Untuk kebutuhan logistik tetap bisa masuk," terang Sekda Samarinda, Sugeng Chairuddin.
Terkait desakan penutupan pelabuhan dan bandara, Sugeng menyatakan, sudah ada peringatan dari Ad Interim Menteri Perhubungan (Menhub) Luhut Binsar Pandjaitan dalam surat resminya Nomor PL. 001/1/4/PHB 2020 perihal Operasionalisasi Bandar Udara, Pelabuhan dan Prasarana Transportasi lainnya tertanggal 6 April 2020. Dalam surat tersebut, jelas Sugeng, meminta para stakeholder terkait untuk tidak melakukan penutupan terhadap prasarana transportasi publik semisal bandara hingga terminal selama masa penyebaran wabah virus corona (Covid-19).
"Jadi jelas tidak boleh ditutup," terang Sugeng.
Meski begitu, dia memaparkan, masih ada cara lain yang dilakukan untuk memastikan orang masuk ke wilayah Samarinda dapat ditekan. Yakni dengan cara persuasif ke pemilik kapal yang berlabuh di Pelabuhan Samarinda untuk tidak mengangkut penumpang. Cara itu disetujui pemilik kapal setelah melalui diskusi panjang bersama KSOP Klas II Samarinda.
"3 pemilik kapal yang berlabuh di Samarinda semua sudah setuju mulai pekan depan tidak angkut penumpang lagi, hanya logistik," pungkasnya.
Seperti diketahui, Pengawasan ketat dilakukan Pemkot Samarinda untuk mencegah masuknya virus corona. Setelah melakukan pengawasan transportasi darat, Pemkot Samarinda juga memperketat masuknya orang melalui jalur pelabuhan laut.
Sebanyak 200 penumpang KM Queen Soya asal Parepare, Sulawesi Selatan, langsung ditetapkan sebagai orang dalam pantauan (ODP). Mereka diharuskan menjalani masa isolasi secara mandiri selama 14 hari.
"Kami beri mereka kartu berwarna kuning yang dipegang mereka dan dibawa kepada petugas medis jika dalam 14 hari mereka mengalami gejala-gejala seperti demam, panas, sesak napas," kata Koordinator Tim Pemeriksan Kesehatan, Karyadi, di Pelabuhan Samarinda, Minggu (5/4/2020).
Para penumpang KM Queen Soya langsung menjalani pemeriksaan di posko yang dibangun Pelindo dan KKP di pintu keluar pelabuhan. Sebelum menuju posko kesehatan, penumpang disemprot cairan disinfektan sesaat setelah meninggalkan kapal.
"Kami tidak melakukan penyemprotan atas permintaan pusat, namun untuk keamanan penyemprotan dilakukan oleh pihak kapal. Selanjutnya penumpang diminta untuk mencuci tangan dan kemudian dilakukan pemeriksaan panas suhu tubuh dengan menggunakan alat thermal scanner," kata Karyadi.
"Satu per satu penumpang yang berasal dari Parepare 'ditembak' menggunakan alat yang berbentuk seperti pistol, setelah itu petugas mengingatkan kepada para penumpang untuk melakukan isolasi mandiri setelah pulang ke rumah selama 14 hari," jelas Karyadi.
Pada pemeriksaan itu, tidak ditemukan penumpang yang menunjukkan gejala virus Corona. Namun, menurut Karyadi, jika ada penumpang yang menunjukkan gejala tersebut, akan langsung dibawa ke rumah sakit untuk ditangani.
[TOS]