Nasional

Nusantara Economic Outlook 2025, Menko: Indonesia Tetap Optimis Hadapi Tantangan Ekonomi Global

Kaltim Today
17 Maret 2025 18:23
Nusantara Economic Outlook 2025, Menko: Indonesia Tetap Optimis Hadapi Tantangan Ekonomi Global
Menko Airlangga Hartarto. (Istimewa)

Kaltimtoday.co, Jakarta - Indonesia terus menunjukkan ketahanan ekonomi yang kuat meskipun menghadapi ketidakpastian global. Pemerintah optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi nasional akan tetap stabil berkat pengelolaan sumber daya dan strategi pembangunan yang berkelanjutan.

Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi tahunan Nusantara Economic Outlook (NEO) 2025 yang diselenggarakan oleh Nusantara TV. Forum ini menghadirkan para pakar ekonomi dan pemangku kebijakan untuk membahas lanskap ekonomi Indonesia serta strategi menghadapi tantangan ke depan.

Menurut Airlangga, ekonomi Indonesia tetap kuat meskipun kondisi global tidak menentu. Ia menekankan bahwa Indonesia termasuk salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia. “Fondasi ekonomi kita solid, dan Indonesia tetap berada dalam jalur pertumbuhan yang positif,” ujar Airlangga dalam sambutannya di acara tersebut yang berlangsung di Ballroom Nusantara, NT Tower, Jakarta Pusat, Jumat (14/3/25).

Di tengah ancaman resesi yang membayangi banyak negara, Indonesia tetap berada dalam kondisi yang lebih baik. Berdasarkan data Bloomberg, probabilitas resesi Indonesia tercatat di bawah lima persen. Sebagai perbandingan, negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko menghadapi risiko resesi lebih dari 25 persen.

Untuk menjaga momentum pertumbuhan, pemerintah terus mendorong peningkatan permintaan dan penawaran melalui berbagai kebijakan strategis. Beberapa inisiatif yang dilakukan meliputi program pariwisata, insentif pajak pertambahan nilai, kebijakan tunjangan, serta optimalisasi belanja nasional.

“Kolaborasi dan sinergi dari berbagai pihak menjadi kunci dalam membangun ekonomi yang inklusif, kompetitif, dan berkelanjutan,” tambahnya.

Direktur Nusantara TV, Randy Monthonaro Tampubolon, menegaskan bahwa Nusantara Economic Outlook 2025 menjadi ajang diskusi yang mendorong optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Ia mengacu pada target Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan pertumbuhan ekonomi lebih dari delapan persen.

“Dukungan dari akademisi, ekonom, pelaku usaha, dan industri sangat diperlukan guna merumuskan solusi bagi tantangan ekonomi yang ada,” ujarnya.

Konferensi ini juga menjadi ruang strategis bagi para pemangku kepentingan untuk membahas kebijakan ekonomi jangka panjang. Diskusi dalam NEO 2025 diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi pengambilan keputusan yang berdampak bagi dunia usaha serta kebijakan nasional ke depan.

NEO 2025 menghadirkan sejumlah panelis ahli dalam dua sesi diskusi utama. Sesi pertama membahas strategi keuangan dan sumber pertumbuhan ekonomi baru, dengan menghadirkan ekonom Universitas Indonesia, Ninasapti Triaswati, serta Kepala Departemen Riset Makro dan Pasar Keuangan Bank Mandiri, Dian Ayu Yustina.

Sementara itu, sesi kedua membahas transformasi industri hijau dan energi berkelanjutan. Panelis dalam sesi ini antara lain Ketua Tim Kerja Dekarbonisasi Industri Kementerian Perindustrian, Rr. Sri Gadis Pari Bekti, serta Manajer Senior Bidang Energi dan Bisnis Berkelanjutan WRI Indonesia, Clorinda Kurnia Wibowo.

Sebagai penutup, peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Rezzy Eko Caraka, membahas peran teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan. Ia menyoroti bagaimana AI dan data science dapat meningkatkan efisiensi industri, mendorong inovasi keuangan, dan mempercepat transisi energi hijau.

“Pemanfaatan teknologi AI akan menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan,” ungkapnya.

Penyelenggaraan Nusantara Economic Outlook 2025 mendapat dukungan dari berbagai mitra strategis, termasuk PT Pertamina Hulu Energi, PT PLN (Persero), PT Freeport Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Sinarmas Land, Telkom Indonesia, dan PT Amman Mineral International Tbk. Dengan dukungan lintas sektor ini, diharapkan berbagai kebijakan ekonomi yang dihasilkan dapat mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif dan berdaya saing.

[RWT]


Related Posts


Berita Lainnya