Advertorial
Owner Borneo Craft Indonesia Kembangkan Lilin Dingin Ramah Lingkungan untuk Membatik
Kaltimtoday.co, Samarinda - Borneo Craft Indonesia telah mengembangkan alat untuk membatik, yakni lilin dingin ramah lingkungan. Barang tersebut berbeda dengan kebanyakan lilin dingin lainnya, sebab bahannya mudah untuk didapatkan di rumah.
Owner Borneo Craft Indonesia, Syahril Darmawie menyampaikan, kebanyakan lilin yang ada di Pulau Jawa, menggunakan bahan dari bubuk gutha tamarin halus. Bahan tersebut juga diperoleh dari biji buah asam.
"Kalau lilin dingin buatan saya ini, bahannya mudah ditemukan di dapur, yakni campuran dari tepung kanji, tepung ketan, mentega, garam, hingga gula merah," tutur Syahril.
Ia mengaku, produk lilinnya telah dipatenkan hak intelektualnya di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Dalam penggunaannya, lilin dingin buatan Syahril ini, merupakan alternatif pengganti bahan dasar lilin dalam teknik membatik tradisional.
"Langsung dipakai saja, prosesnya tidak perlu memanaskan lilin lagi. Jadi simple cara pemakaiannya," ucap Syahril.
Selain itu, Syahril menyampaikan jika lilin dingin tersebut lebih diperuntukkan untuk para pemula yang ingin belajar membatik. Karena Borneo Craft Indonesia merupakan lembaga pelatihan atau kursus membatik yang ada di Samarinda, biasanya diterapkan kepada para customer yang baru belajar membuat batik sendiri.
"Alasan dibalik pembuatan lilin dingin ini, karena kalau menggunakan canting dengan lilin panas, banyak kasus melepuh saat terkena tangan. Apalagi kalau masih pemula, sangat bahaya," kata Syahril beberapa waktu lalu.
"Jadi kita kembangkan lilin dingin ramah lingkungan ini, supaya saat pembuatan membatik tetap aman dan nyaman bagi customer," tambahnya.
Syahril sangat terbuka kepada masyarakat yang ingin belajar membatik melalui lembaga kursus miliknya. Lembaga tersebut berlokasi di Jalan Pangeran Hidayatullah, Gang Bakti No 8, Samarinda, Kalimantan Timur.
"Kalau untuk pemula, biayanya Rp 40 - 50 ribu. Fasilitas kami yang sediakan dan hasil batiknya boleh dibawa pulang. Tapi untuk yang profesional atau mahir, biaya kursusnya kisaran Rp 400 - 850 ribu," paparnya.
Ia juga meminta kepada Dinas Pariwisata Kalimantan Timur, untuk terus menyediakan wadah bagi pelaku ekonomi kreatif di Bumi Etam.
"Semoga dinas terkait terus mengadakan pameran, atau sejumlah pelatihan untuk seluruh pelaku ekraf di Kaltim," ujarnya.
[RWT | ADV DISPAR KALTIM]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Puluhan Ribu Masyarakat Hadiri Kampanye Akbar Rudy-Seno, Targetkan Kemenangan di Atas 58 Persen
- Survei Publicsensum: Isran-Hadi Unggul Telak dari Rudy-Seno Jelang Pencoblosan 27 November
- Survei LPMM: Mayoritas Gen Z dan Milenial di Kaltim Pilih Rudy Mas’ud-Seno Aji di Pilkada 2024
- Pj Gubernur Kaltim Bahas Potensi dan Tantangan Tambang di Bumi Etam Lewat Podcast
- Survei LPMM: Gen Z dan Milenial Kaltim Mayoritas Pilih Rudy Mas'ud-Seno Aji di Pilkada 2024