Berau
Panen Padi di Kampung Buyung-Buyung Penuhi Ketersediaan Pangan Jelang Musim Kemarau dan Masa Pandemi Covid-19
Kaltimtoday.co, Berau - Memasuki kuarter tahun kedua musim kemarau serta imbas dari pandemi Covid-19, setiap daerah dituntut agar mampu memenuhi ketersediaan pangannya sendiri. Senin (24/8/2020), Kampung Buyung-Buyung, Kecamatan Talabar, Kabupaten Berau, menggelar syukuran panen padi dengan mengundang Bupati Berau Muharram, Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura (DPTPH) Kaltim, Dinas Pertanian dan Pertenakan Kabupaten Berau, serta Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TPUG3).
Panen padi yang terlaksana tak luput dari hasil kerja keras para petani yang tergabung dalam 25 kelompok tani dengan rincian 18 Kelompok berasal dari Buyung-Buyung serta 7 Kelompok berasal dari Semburut.
Membuka rangkaian acara, Kepala Kampung Buyung-Buyung Mustafa memaparkan, lahan seluas 485 hektar mempunyai potensi panen lebih luas dengan jumlah 1.000 hektar. Kendati sebelumnya pada 2019 luas lahan adalah 350 hektar. Lahan padi merupakan sumber mata pencaharian utama masyarakat kampung yang mayoritas melakoni profesi sebagai petani dan nelayan.
“Tidak ada perusahaan di kampung kami, tapi kami masih bisa memanen padi pada masa pandemi Covid-19 seperti ini,” jelas Mustafa dalam sambutannya.
Senada dengan Mustafa, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Berau Mustakim Suharjana menuturkan, antusiasme dan semangat warga mampu membuat kampung melaksanakan panen pada musim gadu.
“Hasil panen pada lahan 485 hektar ini signifikan kurang lebih 137 persen. Hal tersebut tentu saja menjadi pertanyaan bagi kami , keuletan serta kegigihan para petani dalam memproduksi padi milik sendiri,” terang Mustakim.
Hasil panen sejumlah 4,5 ton diharapkan dapat meningkat lebih menjadi 8 hingga 12 ton per hektar. Hal tersebut guna membuktikan potensi padi produksi sendiri tak kalah saing dengan produksi dari luar Kalimantan, khususnya Pulau Jawa. Bupati Berau, Muharram mengajak masyarakat dan Dinas Pertanian dan Peternakan Berau untuk memaksimalkan hasil panen.
“Kita bisa kejar target tiga kali panen. Banyak langkah yang dapat kita tempuh, mulai dari pemilihan bibit, proses pengairan, hingga pemupukannya. Sudah banyak pupuk menggunakan metiode organik dari bakteri. Sehingga, jika kita mampu membuat padi organik, harganya dapat dua kali lipat dari produk saat ini, “ jelas Muharram.
Selain itu, langkah Pertanian Terpadu dipilih mampu meningkatkan hasil panen. Sistem pertanian yang mengintegrasikan kegiatan sub sektor pertanian, tanaman, ternak, ikan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya lahan, manusia, dan faktor tumbuh lainnya, kemandirian dan kesejahteraan petani secara berkelanjutan.
Berdasarkan pendaatan oleh Badan Pusat Statisitik pada 2019, produksi padi Kaltim mencapai 253.820 ton Gabah Kering Giling (GLG) yang dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk sejumlah 152.060 ton beras.
Kendati demikian, angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 152.060 ton beras. Kegiatan panen padi yang berlangsung di beberapa daerah Kaltim secara berkala, membantu ketersediaan dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat khususnya pada pandemi Covid-19 saat ini.
[SNM | RWT | ADV DISKOMINFO]