Kaltim
Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Harus Maksimal, Flora dan Fauna Langka Jadi Aspek Penting yang Dijaga
Kaltimtoday.co, Samarinda - Bukan rahasia umum lagi bahwa Kaltim menyimpan begitu banyak kekayaan di dalamnya. Potensi yang dapat dikembangkan pun tidak main-main. Kondisi alam dan wilayah topografinya begitu mendukung. Hingga keanekaragaman hayati dan kawasan hutannya masih terjaga dengan baik. Oleh sebab itu, keanekaragaman hayati perlu dikelola semaksimal mungkin agar mencapai keseimbangan optimal antara konservasi dan kehidupan manusia yang berkelanjutan.
Disampaikan oleh E Yudha Harfani, Kasi Pemeliharaan Lingkungan Hidup di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltim bahwa, menjaga keanekaragaman hayati merupakan tugas seluruh pihak. Terlebih perihal pendataan atau verifikasi keanekaragaman hayati kepada pemerintah, korporasi, organisasi, serta masyarakat. Diharapkan, wawasan dan edukasi mengenai hal tersebut mampu tercipta. Sekaligus menjaga eksistensi hutan agar pemanfaatannya tidak sampai mengubah fungsi.
Bicara soal keanekaragaman hayati, tentu tak lepas dari tumbuhan dan satwa yang dewasa ini semakin langka dan jumlahnya tak banyak. Suatu jenis yang dinyatakan langka dan eksotik, otomatis memiliki nilai tinggi. Yudha menyebut, beberapa satwa seperti badak, pesut, dan orang utan merupakan satwa yang kini keberadaannya langka dan harus dijaga. Bahkan, menurut salah satu sumber pada 2019 lalu, jumlah badak di Kubar tersisa hanya 10-15 ekor saja. Pesut dan orang utan juga bernasib sama. Khusus pesut, sudah dijaga oleh yayasan Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI) dan orang utan oleh Borneo Orang Utan Survival Foundation (BOSF).
Sedangkan untuk tumbuhan, salah satunya adalah anggrek hitam yang banyak ditemukan di Kubar pula. Yudha turut menambahkan, informasi soal misi daerah sumber daya genetik yang mengembangkan padi, beras dari Kaltim bernama Mayas cukup familiar hingga dijual ke Malaysia. Berkaitan dengan hal tersebut, ada rangkaian pemulihan tanaman dengan sumber daya genetik. Artinya, dapat memperkaya kekayaan dengan sistem kawin silang.
“Satwa dan tumbuhan itu merupakan kekayaan Indonesia, khususnya Kaltim. Jadi jangan sampai keanekaragaman hayati itu tidak dijaga dan terbengkalai. Kekayaan alam saat ini perlu dibanggakan. Ini juga dibarengi dengan orang-orang yang berkompetan dalam hal pengelolaan dan penjagaan,” jelas Yudha saat dihubungi pada Selasa (18/8/2020).
Keanekaragaman hayati terdiri dari keanekaragaman spesies, ekosistem, dan genetik. Lebih lanjut lagi, ekosistem adalah kumpulan dari berbagai spesies yang masing-masing mempunyai populasi tertentu nan seimbang yang secara bersamaan menempati kawasan dengan faktor non-hayati. Tiap spesies akan membentuk variasi dan secara umum, keturunannya akan melakukan pemencaran. Sedangkan spesies adalah bagian dari suatu ekosistem. Jika satu spesies hilang, maka bisa menyebabkan kesinambungan ketersediaan pakan spesies pemangsanya terputus dan berakhir punah.
Pada akhirnya, jangan sampai ada lagi kerusakan habitat yang menjadi penyumbang terbesar terjadinya kepunahan. Terutama pada kerusakan hutan tropis yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti polusi, pemanasan global, perubahan iklim, pengggundulan hutan, dan sebagainya.
[YMD | RWT | ADV DISKOMINFO KALTIM]