Kaltim
Rencana Induk Pengelolaan Kehati Jadi Gambaran untuk Kelola Sumber Daya Hayati Seluruh Kaltim
Kaltimtoday.co, Samarinda - Perlu diketahui bahwa eksistensi keanekaragaman hayati begitu penting. Salah satunya sebagai keseimbangan lingkungan. Oleh sebab itu, penerapannya harus dikelola secara baik.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) begitu memerhatikan pengelolaan keanekaragaman hayati di Kaltim. Sehingga pada Selasa (11/8/2020) silam telah dilaksanakan kembali rapat daring Kelompok Kerja (Pokja) Rencana Induk Pengelolaan (RIP) Keanekaragaman Hayati yang masuk dalam tahap keempat. Rencana itu tentu memiliki tujuan, yakni demi memberikan gambaran serta arahan dalam mengelola sumber daya hayati yang dimiliki seluruh daerah di Kaltim.
Dalam hal pengelolaan keanekaragaman hayati pun diharapkan dapat berjalan secara sistematis, sesuai struktur, dan terukur secara teknis. Hingga tercapai pada tujuan akhir yang mengacu pada pengelolaan keanekaragaman hayati tersebut mampu tercapai dan kelestariannya juga bisa diraih. Rapat pada hari itu dipimpin oleh Fahmi Himawan, selaku Kabid Tata Lingkungan DLH Kaltim.
Dalam rapat, turut disampaikan pula progress yang sudah tercapai saat ini. Hasil pemantauan terkait keanekaragaman spesies di Kaltim pun dipaparkan. Berdasarkan data, ada lebih dari 3.000 jenis vegetasi, lebih dari 300 jenis burung yang hidup secara alami, dan lebih dari 250 jenis mamalia yang beberapa di antaranya merupakan mamalia spesies lqngka nan penting untuk di Kaltim. Kemudian, lebih dari 100 jenis amfibi dan reptil.
Pengelolaan keanekaragaman hayati tentu tak semudah itu. Tetap ada beberapa permasalahan pokok yang sudah teridentifikasi dan mesti jadi perhatian bersama. Terpenting, masalah dalam pengelolaan hayati pun sangat perlu dan harus diselesaikan. Pertama, adalah masalah pengelolaan dan kedua, terkait pemanfaatan data keanekaragaman hayati yang belum optimal dan maksimal. Tak hanya itu, perubahan bentang alam dan banyaknya tutupan lahan juga jadi salah satu penghalang.
Terlebih lagi, soal eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan sehingga cukup mengganggu eksistensi alam yang sebenarnya. Pengelolaan keanekaragaman hayati juga membutuhkan orang yang berkompeten. Tak dimungkiri, sedikitnya sumber daya manusia dalam hal lingkungan memang nyata. Terakhir, kebijakan pengelolaan keanekaragaman hayati yang agaknya belum maksimal turut menambah daftar permasalahan pokok tersebut.
Berkenaan dengan hal-hal tersebut dan mengacu pada dokumen Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati sebelumnya, tim penyusun telah menuntaskan pembaharuan isi dokumen, data terbaru tambahan rencanan kerja, dan rencana konsultasi publik. Sejauh ini, tim penyusun sudah menyelesaikan perbaikan dan pembaharuan isi dokumen mulai bab satu hingga tiga.
Dalam waktu dekat, tim penyusun tengah memikirkan rencana dan target ke depan. Salah satunya untuk melakukan konsultasi publik terhadap dokumen yang sudah tersusun. Sekaligus menerima masukan dari masyarakat agar dokumen Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dapat lebih sempurna dan sesuai.
[YMD | RWT | ADV DISKOMINFO KALTIM]