Kaltim
Pentingnya Tingkatkan Literasi, Jadi Kemampuan Demi Ungkapkan Ide dan Inovasi Baru
Kaltimtoday.co, Samarinda - Senin (23/11/2020), Perpustakaan Nasional RI dan DPR RI mengadakan kegiatan peningkatan indeks literasi masyarakat dalam mendukung terwujudnya sumber daya manusia unggul Indonesia maju 2020 di Kaltim. Melalui agenda ini pula, diharapkan adanya inovasi dan kreativitas pustakawan.
Berlangsung di Gedung Pustaka Utama Perpusda Kaltim, Jalan Ir H Juanda nampak sejumlah narasumber hadir. Di antaranya adalah Muhammad Syarif Bando selaku kepala Perpusnas RI, Hetifah Sjaifudian selaku Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Mustika Wati selaku kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca Perpusda Kaltim, dan Syafruddin Pernyata sebagai ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Kaltim.
Materi pertama disampaikan oleh Syarif mengenai peningkatan kualitas SDM menghadapi revolusi industri 4.0 dan smart city 5.0. Kepada semua yang hadir, dia menyebutkan bahwa ketajaman pikiran yang visioner dapat diukur dari kemampuan membaca. Dalam hal ini, perpustakaan mampu menjadi jembatan yang bisa mengantarkan kepada hal positif. Menurut Syarif, semakin banyak membaca, maka akan semakin kuat pula ketika memikirkan prediksi di masa yang akan datang.
"Literasi adalah kemampuan memahami yang tersirat dan tersurat. Serta kemampuan untuk mengungkapkan ide dan inovasi serta gagasan baru," ungkap Syarif di hadapan para hadirin.
Masih dalam lingkup tema yang dibicarakannya, Syarif menjelaskan bahwa di belakang semua produk yang terlihat canggih dewasa ini, ada orang-orang yang gemar membaca dan sudah melatih diri ribuan kali. Sebut saja seperti melatih ketekunan, keuletan, dan keterampilan. Pada masa revolusi industri 4.0 ini pun semua orang dipaksa hidup dengan teknologi yang cepat. Maka memproduksi hal yang bisa dijual di era teknologi serba cepat ini menjadi hal yang begitu krusial. Sedangkan smart city 5.0 mengacu pada kata kunci yakni manusia harus mengendalikan teknologi. Bukan sebaliknya.
"Negara-negara tetangga dan Eropa sudah merancang inovasi terbaru. Ada tantangan bagi Indonesia untuk melakukan perubahan kurikulum demi memastikan anak didik bisa menggapai hal serupa. Pembangunan SDM harus dilakukan secara masif," lanjut Syarif.
Pembangunan SDM menjadi penting demi mengantarkan Indonesia dalam kompetisi secara global. Intinya, Syarif menegaskan bahwa buku adalah sebuah sumber pengetahuan yang akan memberi inspirasi. Sebab 1 pengetahuan yang didapat akan berguna di kehidupan masa mendatang.
Sedangkan Hetifah turut menjelaskan bahwa ada UU Sistem Perbukuan. Menjadi hal lazim ketika menemukan banyak buku di Indonesia yang dipatok dengan harga mahal, distribusi tidak merata, dan tidak bermutu. Ke depannya, hal tersebut akan diperbaiki. Bicara soal literasi, menurut Hetifah harus ada best practice demi tingkatkan daya baca.
"Anak-anak zaman sekarang beda metodenya untuk meningkatkan literasi. Kalau untuk orangtua dan lansia, mestinada pendampingan terkait menggunakan aplikasi di ponsel pintar. Termasuk membentuk klub buku khusus lansia," beber Hetifah.
Pihak dari Perpusda Kaltim yang diwakili Mustika menyebutkan bahwa pihaknya berharap bahwa di kabupaten kota lain seluruh Kaltim akan semakin banyak mempunyai perpustakaan yang terakreditasi, minimal B. Perpustakaan terbanyak pun ditemukan di Berau dan Bontang. Sedangkan untuk survei membaca di Kaltim masih berada di taraf cukup dan sedang. Disusul oleh Syafruddin, dia menyampaikan bahwa kendala untuk menimbulkan minat baca dipengaruhi beberapa faktor. Salah satunya kebiasaan masyarakat yang condong ke lisan. Banyak orang lebih senang mendengar dan berbicara, dibanding membaca. Padahal menurutnya, buku itu bentuknya sudah bermacam-macam.
"Tinggal di kitanya yang ingin memperkaya bacaan lewat apa. Penting untuk meningkatkan literasi. Literasi itu akan memiliki makna yang mendalam," tandasnya.
[YMD | TOS]