Advertorial

Progres Dikebut, Jembatan Sambera Muara Badak Bakal Ditutup Total

Supri Yadha — Kaltim Today 16 September 2023 18:10
Progres Dikebut, Jembatan Sambera Muara Badak Bakal Ditutup Total
Jembatan Sambera, Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak. (Istimewa)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Rehabilitasi Jembatan Sambera, Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak terus berprogres. Kegiatan yang dikerjakan sejak Juni lalu, ditargetkan akan rampung pada akhir tahun 2023.

Progresnya kini mulai pengerjaan bagian atas jembatan. Dinas Pekerjaan Umum Kutai Kartanegara bakal menutup total aktivitas lalu lintas di Jembatan Sambera. Terhitung mulai 23 September hingga 31 Desember 2023.

Pemerintah telah menyiapkan jalan alternatif yakni melalui kilometer 8 pipeline dan kilometer 10 pipeline milik pertamina. Jalan alternatif tersebut hanya diperuntukkan untuk kendaraan roda dua hingga kendaraan besar dengan kapasitas berat beban maksimal 9 ton. Selebihnya tidak diperkenakan, dan akan dialihkan ke jalan poros Samarinda-Bontang.

“Pengalihan jalan alternatif itu jaraknya kurang lebih 2 kilometer dari Jembatan Sambera,” kata Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga, PU Kukar, Restu Irawan, Sabtu (16/9/2023).

Rehabilitasi jembatan Sambera dengan bentang 60 meter dan lebar 8 meter ini membutuhkan anggaran sebesar Rp 11,8 miliar. Pengerjaannya tidak merombak secara keseluruhan.

Struktur bagian jembatan sudah diperkuat dengan menggunakan bahan Fiber Reinforced Polymer (FRP), serat karbon yang berfungsi untuk memperkuat struktur jembatan. Bahan ini digunakan untuk meningkatkan kekuatan tarik pada balok, dengan harapan mampu meningkatkan kinerja balok hingga 30 persen.

Untuk menambah usia jembatan lebih lama. Struktur jembatan akan dicat ulang dengan bahan anti karat dan lumut. Selain itu, rangka jembatan juga menggunakan baja Wide Flange. Karena air yang mengalir di bawahnya mengandung air asin.

Kemudian lantai Jembatan Sambera diganti dan diberi penguatan. Sebelumnya berupa kayu, nanti berupa semenisasi atau beton jenis K350.

Restu menambahkan, ketika jembatan sudah beroperasi. Kendaraan berat yang dapat melintas hanya dengan berat 8 hingga 10 ton. Jika melebihi batasan itu akan berdampak langsung pada kondisi jalan yang dilalui. 

“Kalau kapasitas kendaraan melebihi beban jalan, kasihan jalannya tidak siap,” tutupnya.

[RWT | ADV PROKOM KUKAR]



Berita Lainnya