Daerah

Ketua DPRD Kukar Tekankan Ketuntasan Pabrik Rumput Laut Muara Badak

M Jaini Rasyid — Kaltim Today 16 Desember 2025 15:56
Ketua DPRD Kukar Tekankan Ketuntasan Pabrik Rumput Laut Muara Badak
Ketua DPRD Kukar Ahmad Yani. (Jen/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Ketua DPRD Kutai Kartanegara (Kukar) Ahmad Yani menekankan penuntasan pembangunan pabrik rumput laut di Muara Badak agar program hilirisasi benar-benar memberi manfaat bagi daerah dan masyarakat pesisir.

Ia mengingatkan, pembangunan hilirisasi tidak bisa dilakukan setengah-setengah. Jika proyek tidak diselesaikan sesuai perencanaan, maka asas kemanfaatan yang menjadi tujuan utama justru tidak tercapai.

Menurut Yani, pembangunan pabrik rumput laut tersebut sejatinya telah dianggarkan dalam APBD Perubahan 2025. Meski demikian, ia mengakui realisasi pada tahun ini kemungkinan belum sepenuhnya sempurna.

“Itu pabrik harus dibangun. Kemarin kan kita sudah anggarkan di tahun 2025 ini sebenarnya di APBD Perubahan, dan mudah-mudahan bisa tersentuh walaupun itu mungkin belum sempurna,” ujarnya.

Ia menilai, kondisi tersebut seharusnya tidak menjadi alasan untuk menghentikan proses pembangunan. Justru, dibutuhkan kesinambungan anggaran agar proyek hilirisasi tersebut bisa dituntaskan pada tahun berikutnya.

“Percuma membangun hilirisasi kalau asas kebermanfaatannya atau proyeksi pembangunannya tidak tuntas. Itu harus diselesaikan,” tegasnya.

Karena itu, Yani meminta dinas dan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait kembali menganggarkan kebutuhan pembangunan pabrik rumput laut yang berada di wilayah Muara Badak tersebut.

Legislator asal PDI-P ini berharap, dengan ketuntasan pembangunan, keberadaan pabrik rumput laut ke depan dapat benar-benar menggerakkan ekonomi lokal, terutama bagi masyarakat yang selama ini bergantung pada sektor kelautan dan perikanan.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar, Sayid Fathullah, mengungkapkan pembangunan pabrik rumput laut telah mencapai tahap akhir. Hanya saja, penambahan anggaran masih menjadi kendala utama untuk hilirisasi pembangunan secara optimal.

“Karena kondisi fiskal kita yang belum sepenuhnya stabil. Kerja sama dengan pihak swasta menjadi opsi yang realistis. Harapan kita, melalui hilirisasi industri ini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya.” Tandasnya.

[RWT] 



Berita Lainnya