Samarinda
Sadis! Seorang Pria di Samarinda Tewas Ditikam di Bawah Jalan Pendekat Jembatan Mahakam
Kaltimtoday.co, Samarinda - Meski kondisi di simpang tiga yang menghubungkan Jembatan Mahakam ke Jalan Bung Tomo dan Cipto Mangunkusumo tengah ramai, namun rupanya tak menyurutkan aksi nekat seorang pria untuk melakukan aksi penikaman pada Senin (30/12/2019) sore pukul 15.10 Wita, tepatnya di bawah jalur flyover depan Batalyon 611 Samarinda Seberang.
Perhatian para pengguna jalan baik kendaraan roda dua maupun empat kala itu sangat terkejut. Bayangkan saja, pelaku yang belum diketahui identitasnya ini menghujam tubuh pria bernama Jumariansyah (42) sebanyak tiga kali. Hingga membuat Jumariansyah kala itu langsung dalam kondisi kritis dan bersimbah darah di media jalan.
[irp posts="10186" name="Jembatan Mahakam IV Mulai Dibuka 2 Januari 2020, Samarinda Seberang-Samarinda Kota Bebas Macet?"]
Kejadian saat itu berlangsung sangat cepat. Dari informasi yang dikumpulkan media ini, kejadian bermula saat Jumariansyah yang diketahui berprofesi sebagai pemain musik organtunggal hendak membersihkan panggung pentas amal bersama empat orang rekannya. Panggung musik itu sendiri diketahui usai menggalakan aksi pada Sabtu (28/12/2019) malam lalu.
Tak lama kemudian, terpantau ada dua pria mengendarai motor Yamaha Vixion yang menghampiri. Jumariansyah diduga telah mengenal keduanya. Kala itu satu berada di atas motor dan satu lainnya terpantau sedang berhadapan dengan Jumariansyah. Keduanya terlihat sempat bercekcok beberapa detik. Sejurus kemudian, pria yang masih mengenakan helm tersebut langsung menghujamkan badik ke bagian dada kiri Jumariansyah dan rusuk kiri bagian bawah badannya.
Merasa nyawanya terancam, Jumariansyah coba menghindar dan membalikan badannya serta berlari menjauh. Namun pelaku kala itu sepertinya belum puas dan mengejar korban. Baru beranjak sedikit, badik pelaku kembali menembus bagian punggung Jumariansyah. Sejurus kemudian, pelaku langsung mengambil langkah seribu dan memaju laju kendaraannya menuju Jalan Cipto Mangunkusumo meninggalkan Jumariansyah dalam keadaan kritis dan berlumuran darah.
Warga sekitar kemudian coba mengambil inisiatif. Ambulan segera tiba, tubuh lemah Jumariansyah dibopong ke dalamnya. Namun sayang, ketika dalam perjalanan menuju RSUD I.A Moeis, nyawa Jumariansyah tak lagi tertolong dan ia dinyatakan tewas setelah aksi penikaman tersebut.
Berselang setengah jam dari peristiwa berdarah itu, tim Indonesia Automatic Finger Print Identification System atau Inafis Polresta Samarinda terlihat langsung melakukan pemasangan police line dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Dengan cekatan, polisi langsung melebeli lokasi kejadian untuk mencari kronologis sementara dari peristiwa berdarah tersebut. Diakhir pekerjaannya, polisi terlihat mengambil satu buah barang bukti, yakni sarung badik yang tertinggal tak jauh dari lokasi panggung amal tersebut.
Setelah dinyatakan meninggal dunia, kerabat keluarga yang tiba di rumah sakit seketika berlinangan air mata. Kepada awak media, Maryati (40) selaku kakak ipar korban menuturkan, kalau dirinya masih tak menyangka kalau Jumariansyah yang terakhir berjumpa dengannya pada satu bulan lalu harus tewas dengan kondisi mengenaskan.
Sementara itu, dari hasil pantauan di RSUD I.A Moeis terlihat kerabat keluarga Jumariansyah tengah berkumpul. Tak sedikit diantaranya harus berlinang air mata karena masih tak percaya pria yang diketahui memiliki lima orang anak dari dua pernikahannya ini harus tewas dengan kondisi mengenaskan.
Sembari menahan sedih, Maryati (40) sebagai kakak ipar korban mulai bercerita. Kepada awak media ia menerangkan kalau Jumariansyah selama satu tahun terakhir tinggal di sebuah rumah kos di kawasan Samarinda Seberang. Sedangkan rumah istrinya berada di kawasan Loa Duri Ulu, Gang Melati 1, RT 01, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) bersamaan dengan Maryati.
Karena tuntutan pekerjaan, jauh dari keluarga adalah pilihan Jumariansyah yang tak bisa terelakkan. Meski begitu, dalam kurun waktu satu sampai dua bulan sekali, Jumariansyah dikabarkan akan berkunjung pulang.
"Pasti pulang, biasa di rumah satu minggu sebelum kembali bekerja," ungkapnya sembari menahan tangis.
Dari pertemuan terakhirnya dengan Jumariansyah, Maryati mendapat sedikit cerita. Yang mana Jumariansyah kerap mengeluhkan kalau dirinya tengah dirundung sejumlah permasalahan.
"Ngomongnya memang lagi ada masalah sama orang. Cuma masalahnya dengan siapa dan seperti apa, dia juga ngga cerita lebih jauh," jelasnya.
Sementara itu, Kapolsek Samarinda Seberang Kompol Suko Widodo saat dijumpai sore tadi di RSUD I.A Moeis menegaskan jika sampai saat ini pihak kepolisan masih terus melakukan penyelidikan. Pertama untuk mengungkap identitas para pelaku, selanjutnya untuk mengetahui motif dari penikaman yang terjadi.
Tak hanya itu, kepada awak media polisi berpangkat melati satu ini menuturkan jika sebelum aksi penikaman, antara korban dan pelaku sempat terlihat berkomunikasi, yang mana mengindikasikan jika keduanya telah saling kenal.
"Jadi kuat dugaannya pelaku dan korban telah saling mengenal," terang Suko.
Meski saat itu korban tengah ditemani oleh empat rekannya, namun dipastikan Suko kalau tak seorang pun yang mengenali identitas dari pelaku penikaman tersebut.
Sampai berita ini diturunkan, polisi diketahui masih terus melakukan pengembangan dan penyelidkan lebih lanjut.
"Masih terus kami dalami, begitu juga dengan motifnya. Untuk sementara kita sudah mengambil keterangan dari dua orang di lokasi kejadian," pungkasnya.
[JRO]