Kukar
Sejarah Perjuangan Merah Putih Sangasanga
Kaltimtoday.co, Tenggarong — Naskah proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno pada 17 Agustus 1945. Namun masih ada pihak yang belum menerima kemerdekaan Indonesia, termasuk Belanda dan para sekutunya.
Tak lama setelah naskah proklamasi itu dibacakan, pasukan sekutu yang diboncengi Netherland Indies Civil Administration (NICA) datang ke Indonesia.
Pada awalnya, tentara sekutu yang baru tiba disambut terbuka oleh pihak Indonesia. Namun, setelah diketahui bahwa pasukan sekutu tersebut diboncengi NICA yang dengan ingin menegakkan kembali kekuasaan Hindia-Belanda. Maka pihak Indonesia tidak lagi percaya dan mulai melakukan perlawanan mempertahankan kemerdekaan.
Peperangan pun terjadi di berbagai daerah di Indonesia, di ntaranya Pertempuran Ambarawa atau “Palagan Ambarawa” pada 12-15 Desember 1945 di Magelang. Kemudian Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945. Selanjutnya pada Maret 1946 peristiwa Bandung Lautan Api, serta banyak peperangan di daerah lainnya di Indonesia.
Peperangan tersebut juga terjadi di Kalimantan Timur, tepatnya di Sangasanga yang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Di Daerah inilah, memiliki peristiwa heroik mempertahankan kemerdekaan RI terjadi.
Peristiwa heroik di Sangasanga itu disebut dengan Peristiwa Merah Putih 27 Januari, yang selalu diperingati setiap tahun dengan upacara bendera dan berbagai kegiatan lainnya.
Peringatan Peristiwa Merah Putih Sangasanga berawal ketika tentara Belanda pada tahun 1945 menguasai Sangasanga yang memang kaya akan sumber minyak.
Hal tersebut membuat rakyat Sangasanga bersikeras mengusir Belanda, dengan melakukan perlawanan tiada hentinya. Hingga pejuang Sangasanga mengadakan rapat dan tercetuslah rencana merebut gudang senjata Belanda dengan cara mengalihkan perhatian penjajah kepada berbagai keramaian kesenian daerah pada 26 Januari 1947.
Di tengah keramaian itu, para pejuang membagikan senjata dan amunisi untuk merebut kekuasaan pada 26 Januari 1947 pukul 03.00 Wita, dini hari.
Perjuangan pun berhasil. Sehingga pada pukul 09.00 Wita, Sangasanga berhasil dikuasai pejuang, ditandai dengan diturunkannya bendera Belanda di Sangasanga Muara oleh La Hasan.
Bendera Belanda yang terdiri tiga warna yakni merah, putih, dan biru ini kemudian dirobek warna birunya. Dan, dinaikkan kembali bendera yang tinggal berwarna Merah Putih dengan upacara yang dihadiri para pejuang dan seluruh masyarakat dengan teriakan “merdeka".
Peristiwa tersebut tentu saja meninggalkan kesan yang sangat mendalam bagi warga Sangasanga, terlebih para pelaku peristiwa heroik tersebut.
Sebagai tanda peringatan perjuangan, di Sangasanga dibangun monumen perjuangan. Terukir nama-nama pejuang yang gugur pada saat itu. Peristiwa tersebut diperingati sebagai peristiwa Perjuangan Merah Putih Sangasanga 27 Januari.
Rangkaian agenda peringatan peristiwa itu tiap tahun dilaksanakan dengan berbagai variasi kegiatan. Diantaranya Napak Tilas dan pameran pembangunan.
(Sumber: Markas ranting LVRI Sangasanga).
[SUP | RWT]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.