Internasional

Seorang Remaja Tewas Terbunuh dalam Aksi Demo Anti-Kudeta Myanmar, Gunakan Kaus "Everything Will Be Okay" dan Minta Organ Tubuhnya Disumbangkan

Kaltim Today
04 Maret 2021 09:46
Seorang Remaja Tewas Terbunuh dalam Aksi Demo Anti-Kudeta Myanmar, Gunakan Kaus "Everything Will Be Okay" dan Minta Organ Tubuhnya Disumbangkan
Foto: Margianta/Twitter

Kaltimtoday.co - Angel, seorang remaja berumur 19 tahun tewas terbunuh dalam aksi unjuk rasa anti-kudeta di Mynamar pada Rabu (3/3/2021).

Mengetahui dia mungkin tidak akan baik-baik saja, Angel meninggalkan rincian golongan darahnya, nomor kontak dan permintaan untuk menyumbangkan organ tubuhnya jika dia meninggal.

Dilansir dari Reuters, Angel diketahui tewas terbunuh setelah kepalanya tertembak di Jalan Mandalay. Saat itu, dia tengah berjuang untuk menegakkan hak demokrasinya di mana dia dengan bangga memilih untuk pertama kalinya tahun lalu, sebuah pemilu yang dibatalkan oleh kudeta pada 1 Februari silam.

Terlihat dari foto-foto yang beredar luas, kalimat dari kaus Angel dengan cepat menjadi viral di media sosial ketika salah seorang pengguna mengunggahnya.

Seorang juru bicara junta militer tidak menanggapi kasus tewasnya Angel ketika diminta untuk mengomentari pembunuhan tersebut.

Angel saat melakukan aksi demo anti-kudeta di Jalan Mandalay. (Foto: Margianta/Twitter)
Angel saat melakukan aksi demo anti-kudeta di Jalan Mandalay. (Foto: Margianta/Twitter)

Foto: Margianta/Twitter
Foto: Margianta/Twitter

Myat Thu, yang bersama Angel saat protes mengenangnya sebagai seorang wanita muda pemberani yang menendang pipa air hingga terbuka sehingga pengunjuk rasa dapat mencuci gas air mata dari mata mereka, dan yang melemparkan tabung gas air mata kembali ke arah polisi.

“Ketika polisi melepaskan tembakan, dia mengatakan kepada saya 'Duduk! Duduk! Peluru akan menghantammu. Kamu terlihat seperti berada di atas panggung'. Dia merawat dan melindungi orang lain sebagai seorang kawan," kenang Myat Thu.

Myat Thu mengatakan, dia dan Angel termasuk di antara ratusan orang yang berkumpul dengan damai di kota kedua Myanmar untuk mengecam kudeta dan menyerukan pembebasan pemimpin yang ditahan Aung San Suu Kyi.

Sebelum polisi menyerang mereka, terdengar dari sebuah video Angel berteriak, "Kami tidak akan lari" dan "darah tidak boleh ditumpahkan".

Awalnya, polisi memukul mundur para demonstran dengan gas air mata. Setelah itu polisi kemudian menembak dengan peluru. Myat Thu melanjutkan, semua orang saling berpencar, kemudian dia mendapat pesan: 'Seorang gadis telah meninggal' dan diketahui bahwa gadis itu adalah Angel.

Kericuhan yang terjadi hampir di seluruh Myanmar itu merupakan hari paling berdarah sejak militer melakukan kudeta pada 1 Februari. Bahkan, PBB mencatat sedikitnya 38 orang tewas dalam sehari, Rabu (3/3/2021).

[RWT]


Related Posts


Berita Lainnya