Bontang

Sudah 4.681 Orang di Bontang Jalani Uji Swab

Kaltim Today
20 Agustus 2020 16:37
Sudah 4.681 Orang di Bontang Jalani Uji Swab
Uji Swab. (Ilustrasi).

Kaltimtoday.co, Bontang - Konsekuensi dari masifnya tes swab adalah melonjaknya jumlah pasien positif Covid-19. Hal ini ditegaskan Kepala Dinas Kesehatan Bontang dr Bahauddin dalam beberapa kesempatan.

Di Bontang sendiri jumlah pasien per 18 Agustus 2020 sebanyak 148 orang. Angka ini melonjak seiring dengan masifnya swab yang dilakukan PT Pupuk Kaltim. Mereka tak hanya melakukan pelacakan kepada mereka yang kontak erat. Namun diperluas. Bahkan sampai keluarga karyawan.

Menukil data Dinas Kesehatan Bontang, Pupuk Kaltim telah melakukan uji swab sebanyak 4.681. Dengan 3.822 sudah keluar hasilnya. 110 di antaranya dinyatakan positif. Dan yang masih menunggu hasil 749. Jika dipersentasekan, angka positif di bawah 10 persen dari jumlah yang di swab. Bahkan di bawah 3 persen di luar dari yang menunggu hasil uji.

“Dalam dua pekan terakhir, panambahan jumlah kasus konfirmasi positif di Kota Bontang naik sangat tajam. Penambahan pasien positif tersebut karena pemeriksaan yang dilakukan semakin masif. Semua kontak positif dilakukan tracing yang ditindaklanjuti dengan testing,” kata Bahauddin.

Selain itu, terangnya, tingginya angka ini juga menunjukkan proses penularan terus terjadi di masyarakat. Ada orang yang dengan virus, belum terdeteksi, tidak isolasi dan menularkan kepada orang lain. Di sisi lain, fatalitas kasus Covid-19 di Indonesia terus menurun dan angka kesembuhan terus meningkat.

“Untuk itu kita semua optimistis, semua pasien Covid-19 Kota Bontang bisa disembuh, atas izin Allah,” tuturnya.

Seperti penyakit pernapasan lainnya, Covid-19 dapat menyebabkan gejala ringan. Termasuk pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam. Sekitar 80 persen kasus dapat pulih tanpa perlu perawatan khusus.

Sekitar 1 dari setiap 6 orang mungkin akan menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia atau kesulitan bernafas. Yang biasanya muncul secara bertahap.

Walaupun angka kematian penyakit ini rendah (sekitar 4 persen), namun bagi orang yang berusia lanjut, dan memiliki sakit bawaan, lebih rentan untuk menjadi sakit parah.

“Disiplin menerapkan protokol kesehatan bukan hanya untuk melindungi kita tapi orang-orang di sekitar yang lebih rentan,” tandasnya.

[TOS]


Related Posts


Berita Lainnya