DISKOMINFO BONTANG

Wali Kota Neni Sambut Tim KOICA–Jeju, Bahas Pengelolaan Sampah Berteknologi Ramah Lingkungan

Fitriwahyuningsih — Kaltim Today 04 November 2025 14:26
Wali Kota Neni Sambut Tim KOICA–Jeju, Bahas Pengelolaan Sampah Berteknologi Ramah Lingkungan
Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, kala mendampingi rombongan Pemerintah Provinsi Jeju, Korea Selatan, di TPA Bontang Lestari. (Istimewa)

Kaltimtoday.co, Bontang - Pemkot Bontang terus memperkuat langkah menuju target “Bontang Zero Waste 2029”. Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, menerima kunjungan Tim Survey KOICA Indonesia Office, Tim Korean Experts, Pemerintah Provinsi Jeju, serta Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) RI di Ruang Rapat Utama Kantor Wali Kota, Selasa (4/11/2025).

Kunjungan tersebut membahas rencana kerja sama, survei pra-kelayakan (pre-feasibility survey), hingga finalisasi rencana implementasi proyek pengelolaan sampah berbasis teknologi ramah lingkungan. Usai pertemuan, delegasi meninjau Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bontang Lestari yang disiapkan sebagai lokasi utama pengembangan fasilitas proyek.

Rombongan terdiri dari perwakilan KLH RI dan delegasi Pemerintah Provinsi Jeju, Korea Selatan, antara lain Director of Peace Diplomacy Division Oh Gyun Kang, Director of Resource Circulation Division Geun Sik Jeong, serta Director of Jeju International Development Cooperation Center (IDCC JEJU) Ui Cheol Shin. Sejumlah kepala OPD Pemkot Bontang turut mendampingi.

Wali Kota Neni menyampaikan apresiasi atas terpilihnya Bontang sebagai pilot project hibah Pemerintah Provinsi Jeju melalui skema Official Development Assistance (ODA). “Kerja sama ini diharapkan membawa perubahan nyata dan mempercepat terwujudnya Bontang Zero Waste 2029,” ujarnya.

Neni menjelaskan, kunjungan ini merupakan yang ketiga setelah September 2023 dan Desember 2024, dengan fokus pada finalisasi rencana implementasi. Ia menegaskan pentingnya inovasi pengelolaan sampah mengingat kapasitas TPA Bontang Lestari diperkirakan hanya tersisa 3-4 tahun.

“Mulai 2030, pemerintah daerah tidak lagi diperbolehkan memperluas atau membangun TPA baru. Karena itu, pengelolaan sampah dari sumbernya menjadi keharusan,” tegasnya.

Kerja sama tersebut mencakup pembangunan 30 Clean House di empat kelurahan, pembangunan fasilitas Waste to Energy (Biodigester) di TPA seluas 1,5 hektare, pembangunan fasilitas pemilahan dan pengemasan hasil daur ulang, serta pelatihan dan kampanye pengelolaan sampah berkelanjutan.

Neni berharap proyek ini tidak hanya memberi manfaat bagi Bontang, tetapi juga dapat menjadi model pengelolaan sampah nasional.

[ADV DISKOMINFO BONTANG]



Berita Lainnya