Kukar

Warga Binaan Lapas Tenggarong Hasilkan Produk Kursi Lipat Unggulan

Kaltim Today
03 September 2021 19:31
Warga Binaan Lapas Tenggarong Hasilkan Produk Kursi Lipat Unggulan
Produk hasil karya warga binaan Lapas Tenggarong. (Istimewa)

Kaltimtoday.co, Tenggarong - Sejak ditetapkan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Tenggarong sebagai lapas produk dalam bidang meubelair pada 2018 lalu. Kini Lapas Tenggarong semakin menunjukkan eksistensinya baik dari sisi produksi maupun dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Kalapas Tenggarong, Agus Dwirijanto mengatakan, tahun ini ada program pelatihan kemandirian sebanyak 10 paket dengan melibatkan 200 warga binaan. Tak sampai disitu, mereka juga dapat bantuan belanja modal dalam bidang konveksi.

"Belanja modal (alat konveksi) tersebut merupakan kebijakan dari direktorat jenderal pemasyarakatan, diharapkan dengan adanya belanja tersebut membuat warga binaan semakin kreatif dan memiliki keterampilan," kata Agus pada Jumat (3/9/2021).

Selain produksi pakai bahan kayu, bengkel kerja Lapas juga mengolah dengan bahan baku limbah drum menjadi kursi dan meja tamu.

Produk hasil karya warga binaan Lapas Tenggarong. (Istimewa).
Produk hasil karya warga binaan Lapas Tenggarong. (Istimewa).

Sementara Kasi Giatja Lapas Tenggarong, Jumari Suwandoko menuturkan, hasil karya yang dilakukan warga binaan. Pihaknya menargetkan menyetorkan PNBP 2021 sebesar Rp25 juta.

"Per Agustus ini kami menyetorkan PNBP sebesar Rp 12.480.600," ujarnya.

Disisi lain, pemesanan meubelair produksi warga binaan tidak hanya disekitar wilayah Tenggarong saja melainkan sudah merambah luar daerah bahkan pulau Jawa. Bahkan hampir tiap bulan ada pemesanan dari Jawa khususnya kursi lipat yang menjadi produk unggulan.

Terkait kendala yang dihadapi selama proses produksi. Kasubsi Giatja, Zairin Zain menjelaskan kendala utama, yakni ruang produksi sudah tidak representatif. Salah satu penyebabnya karena kondisi luas bangunan kantor dan sarana penunjang lapas sekitar 144 meter persegi. Dari keterbatasan yang ada bukan berarti menjadi alasan untuk berhenti berkarya namun sebagai pemacu tersendiri.

"Kendala yang dihadapi oleh bengkel kerja tidak berarti menghalangi kami untuk tetap berkreasi dan produksi," pungkasnya.

[SUP | NON]



Berita Lainnya