Gaya Hidup

Waspadai DBD Sekunder, Bisa Lebih Parah dari Serangan Pertama

Kaltim Today
18 April 2025 23:40
Waspadai DBD Sekunder, Bisa Lebih Parah dari Serangan Pertama
Ilustrasi virus demam berdarah (DBD) (Beritasatu Photo/Istimewa)

Kaltimtoday.co - Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Gejalanya biasanya meliputi demam tinggi, nyeri otot dan sendi, ruam kulit, mual, muntah, hingga pendarahan ringan. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa serangan DBD kedua atau infeksi sekunder bisa jauh lebih berbahaya dari serangan pertama.

Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Soroy Lardo, menjelaskan bahwa ketika seseorang terkena DBD untuk kedua kalinya, sistem kekebalan tubuh justru dapat memberikan respons yang memperparah kondisi. Fenomena ini dikenal sebagai infeksi sekunder.

“DBD itu akan menjadi berat kalau serangan yang kedua, namanya infeksi sekunder,” ujarnya, dikutip dari Antara.

Ia menambahkan bahwa dalam sejumlah penelitian ditemukan bahwa infeksi sekunder bisa memicu terbentuknya kompleks antibodi yang mempercepat replikasi virus dalam tubuh. Akibatnya, kondisi pasien bisa memburuk dalam waktu singkat, terutama jika tidak ditangani dengan cepat.

Salah satu indikator penting yang perlu dipantau dalam kasus DBD adalah jumlah trombosit dalam darah. Penurunan jumlah trombosit di bawah angka 100.000 per mikroliter menjadi tanda bahaya yang harus segera direspons dengan perawatan medis. Bila dibiarkan, pasien bisa mengalami kebocoran pembuluh darah, syok, hingga pendarahan serius.

“Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius yang dapat terjadi pada DBD,” tegas dr. Soroy.

Penting bagi masyarakat untuk mengenali gejala awal DBD dan tidak menunda pemeriksaan jika mengalami demam tinggi mendadak, apalagi jika pernah terinfeksi sebelumnya. Pencegahan melalui pengendalian vektor nyamuk dan perlindungan diri juga tetap menjadi langkah kunci untuk menekan penyebaran virus ini.

Untuk informasi kesehatan lainnya seputar pencegahan dan penanganan DBD, kunjungi pafi.co.id.

[TOS]



Berita Lainnya