Delapan Langkah Mencegah Penularan TBC, Penyakit Infeksi Paling Mematikan di Dunia

Kaltimtoday.co - Tuberkulosis (TBC) kembali menjadi penyakit infeksi paling mematikan di dunia. Menurut World Health Organization (WHO), jumlah kematian akibat TBC pada 2023 mencapai 1,25 juta jiwa, termasuk 161.000 di antaranya adalah pengidap human immunodeficiency virus (HIV). Jumlah pengidap TBC di seluruh dunia diperkirakan mencapai 10,8 juta jiwa, terdiri dari 6 juta pria, 3,6 juta wanita, dan 1,3 juta anak-anak. Penyebaran TBC diperkirakan akan terus meningkat jika langkah-langkah pencegahan penularan tidak diambil.
Salah satu langkah penting untuk mencegah penularan adalah menjaga jarak. Penularan TBC terjadi melalui udara yang terkontaminasi kuman, bukan melalui air liur. Oleh karena itu, pengidap TBC disarankan untuk menjaga jarak saat berbicara, berteriak, atau menyanyi. Meski demikian, menjaga jarak bukan berarti mengucilkan mereka. Dukungan moral tetap dibutuhkan. Melakukan tes juga sangat penting, terutama bagi mereka yang merasa memiliki gejala atau pernah berkontak dengan pengidap TBC. Tes dilakukan dengan analisis dahak, darah, atau tes kulit.
Vaksinasi menjadi bagian penting dalam mencegah TBC. Vaksin bacillus calmette guerin (BCG) diberikan kepada bayi di bawah satu bulan atau anak usia 1-18 tahun. Namun, perlu diketahui bahwa vaksin tidak sepenuhnya mencegah infeksi. Selain itu, konsumsi obat pencegah TBC penting, terutama bagi orang yang kontak langsung dengan pengidap, petugas kesehatan, dan individu dengan sistem imun rendah seperti pengidap HIV. Terapi pencegahan bisa dilakukan melalui beberapa kombinasi obat seperti isoniazid, pirazinamid, dan rifampisin.
Mematuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker saat berinteraksi di ruang publik, menjaga kebersihan diri saat bersin, serta rajin mencuci tangan adalah langkah-langkah yang dapat mencegah penyebaran. Kualitas udara juga harus dijaga, misalnya dengan memastikan sirkulasi dan ventilasi udara berjalan baik di lingkungan rumah dan kerja. Tak kalah penting, menjaga daya tahan tubuh dengan rutin berolahraga dan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi sangat membantu mengurangi risiko infeksi TBC.
Untuk informasi lebih lanjut seputar edukasi kesehatan masyarakat dan pencegahan TBC, Anda bisa mengunjungi pafisindenreng.org dan pafitenggara.org.
[TOS]
Related Posts
- Torpedo Kambing: Kaya Nutrisi tapi Belum Terbukti Tingkatkan Vitalitas Pria
- Kuku Pucat Bisa Jadi Tanda Kolesterol Tinggi, Ini Penjelasannya
- Waspada Kolesterol Usai Iduladha, Ini Tips Menurunkannya dari Pakar UM Surabaya
- Cegah Kanker dengan Pemeriksaan Rutin dan Gaya Hidup Sehat, Ini Imbauan Kemenkes
- Gejala Kanker Limfoma Sering Disangka TBC, Ini Penjelasan Dokter