Entertainment

12 November Diperingati sebagai Hari Ayah Nasional, Ini Daftar Film Tentang Ayah yang Wajib Kamu Tonton!

Kaltim Today
12 November 2025 11:57
12 November Diperingati sebagai Hari Ayah Nasional, Ini Daftar Film Tentang Ayah yang Wajib Kamu Tonton!
Potongan Film Keluarga Cemara 2. (netflix.com)

Kaltimtoday.co - Setiap tanggal 12 November, masyarakat Indonesia memperingati Hari Ayah Nasional sebagai momen untuk menghargai sosok ayah dan perjuangannya dalam keluarga.

Tak hanya melalui ucapan atau hadiah, ungkapan kasih pun dapat dilakukan melalui karya seni, salah satunya lewat film. Banyak film dari dalam maupun luar negeri yang berhasil menggambarkan hubungan ayah dan anak dengan cara yang menyentuh hati.

Lelah dengan berbagai tontonan menyeramkan yang hadir akhir-akhir ini? Berikut beberapa rekomendasi film hangat bertema ayah yang bisa kamu tonton untuk memperingati Hari Ayah Nasional hari ini, 12 November 2025.

Finding Nemo (2003)

Durasi: 1 jam 40 menit

Stream: Disney+, Prime Video, Google TV, Apple TV

Rating: 8.2/10 (IMDb)

Finding Nemo (2003) adalah film animasi produksi Pixar Animation Studios yang mengisahkan perjuangan seekor ikan badut bernama Marlin dalam mencari anaknya, Nemo, yang diculik oleh penyelam dan dibawa ke akuarium di Sydney. Ditemani oleh Dory, ikan biru pelupa yang setia, Marlin menelusuri samudra luas dan menghadapi berbagai bahaya demi bisa bertemu kembali dengan putranya.

Disutradarai oleh Andrew Stanton, film ini memadukan humor, petualangan, dan emosi dengan sangat seimbang. Finding Nemo (2003) bukan sekadar kisah tentang perjalanan di lautan, tetapi juga refleksi menyentuh tentang kasih sayang dan keberanian seorang ayah. Film ini pun meraih Academy Award for Best Animated Feature dan menjadi salah satu karya animasi paling berkesan sepanjang masa.

Miracle in Cell No. 7 (2013)

Durasi: 2 jam 7 menit

Stream: iQIYI, Vidio, Netflix, Viu

Rating: 8.1/10 (IMDb)

Miracle in Cell No. 7 (2013) adalah film asal Korea Selatan yang mengisahkan tentang Yong-gu, seorang ayah dengan keterbatasan mental yang hidup sederhana bersama putrinya, Ye-seung. Suatu hari, Yong-gu secara tragis dituduh melakukan kejahatan yang tidak ia lakukan dan dijebloskan ke penjara. Di balik jeruji besi, ia justru menemukan persahabatan baru dengan para narapidana lain yang terharu melihat ketulusan dan kasih sayangnya sebagai seorang ayah.

Meskipun kisahnya berlatarkan lingkungan penjara, film ini menonjolkan kehangatan hubungan ayah-anak yang mengharukan. Film ini meraih kesuksesan besar di box office Korea dan hingga kini dianggap sebagai salah satu drama keluarga paling menyentuh dalam sejarah perfilman Korea. Bahkan, beberapa negara lain pun, termasuk Indonesia, berhasil membuat remake film ini.

9 Summers 10 Autumns (2013)

Durasi: 1 jam 54 menit

Stream: Netflix

Rating: 8.1/10 (IMDb)

9 Summers 10 Autumns (2013) adalah film drama Indonesia yang diadaptasi dari kisah nyata perjalanan hidup Iwan Setyawan, seorang anak sopir angkot asal Batu, Malang, yang berhasil meniti karier hingga New York. Sejak kecil, Iwan tumbuh dalam keluarga sederhana dengan ayah yang keras namun penuh kasih. Didikan sang ayah menjadi fondasi utama yang menuntunnya untuk berjuang, belajar, dan tidak menyerah meski hidup penuh keterbatasan.

Film yang disutradarai oleh Ifa Isfansyah ini menggambarkan hubungan ayah dan anak yang kompleks, antara harapan, tanggung jawab, dan pengorbanan. Dengan visual yang kuat dan narasi yang jujur, 9 Summers 10 Autumns (2013) menyampaikan pesan bahwa cinta seorang ayah tidak selalu hadir lewat kata-kata, melainkan lewat tindakan dan perjuangan diam-diam demi masa depan anaknya.

The Pursuit of Happyness (2006)

Durasi: 1 jam 57 menit

Stream: Apple TV

Rating: 8.0/10 (IMDb)

The Pursuit of Happyness (2006) adalah film drama biografi yang dibintangi Will Smith sebagai Chris Gardner, seorang salesman yang berjuang keluar dari kemiskinan sambil merawat anak laki-lakinya, Christopher Jr., yang diperankan oleh Jaden Smith. Setelah kehilangan pekerjaan dan rumah, Gardner berusaha mempertahankan harapan di tengah situasi yang sulit.

Disutradarai oleh Gabriele Muccino, film ini menampilkan perjalanan penuh kegigihan dan cinta tanpa syarat antara ayah dan anak. The Pursuit of Happyness (2006) bukan hanya kisah tentang kesuksesan finansial, tetapi juga tentang keberanian, pengorbanan, dan tekad seorang ayah untuk memberi masa depan yang lebih baik bagi anaknya. Film ini mendapat banyak pujian dan membuat Will Smith meraih nominasi Academy Award for Best Actor.

Keluarga Cemara (2018)

Durasi: 1 jam 50 menit

Stream: Netflix

Rating: 7.7/10 (IMDb)

Keluarga Cemara (2018) adalah film drama keluarga Indonesia yang diadaptasi dari serial televisi legendaris tahun 1990-an. Ceritanya berpusat pada Abah yang harus kehilangan harta bendanya akibat penipuan, sehingga keluarganya terpaksa pindah ke desa dan memulai hidup dari nol. Bersama istrinya, Emak, serta dua anaknya, Euis dan Ara, Abah berusaha mempertahankan kehangatan dan kebersamaan di tengah keterbatasan.

Disutradarai oleh Yandy Laurens, film ini hadir dengan kesederhanaan dan nilai-nilai keluarga yang kuat. Keluarga Cemara (2018) mengingatkan penonton bahwa kasih sayang dan kebersamaan jauh lebih berharga daripada materi. Tak heran, Keluarga Cemara (2018) pun menuai pujian luas dan dianggap sebagai salah satu film keluarga terbaik Indonesia.

Sabtu Bersama Bapak (2016)

Durasi: 1 jam 40 menit

Stream: Vidio, Netflix, Prime Video

Rating: 7.3/10 (IMDb)

Sabtu Bersama Bapak (2016) adalah film drama keluarga yang diadaptasi dari novel karya Adhitya Mulya. Ceritanya berfokus pada Gunawan Garnida, seorang ayah yang meninggal dunia saat anak-anaknya masih kecil. Sebelum pergi, ia meninggalkan serangkaian video pesan yang berisi nasihat hidup untuk kedua anaknya, Satya dan Cakra, yang kini tumbuh menjadi pria dewasa dengan masalah masing-masing. Setiap hari Sabtu, keluarga itu menonton video sang ayah sebagai bentuk kenangan dan pegangan hidup.

Disutradarai oleh Monty Tiwa, film ini menghadirkan kisah haru yang membumi tentang peran ayah, cinta, dan keluarga. Sabtu Bersama Bapak (2016) menyoroti bagaimana sosok ayah bisa tetap "hadir" bahkan setelah tiada, lewat nilai-nilai dan pesan yang ia tinggalkan. Dengan akting kuat dari para pemainnya, film ini berhasil menyentuh penonton tanpa harus berlebihan dalam melodrama.


[AINA]



Berita Lainnya