Politik
Adu Strategi Capres 2024 untuk Meningkatkan Harapan Hidup di Indonesia
Kaltimtoday.co, Jakarta - Meningkatkan angka harapan hidup menjadi salah satu fokus utama dalam debat terakhir Pilpres 2024 yang diselenggarakan pada 4 Februari 2024. Ketiga calon presiden, Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo,memaparkan strategi mereka untuk mencapai tujuan ini.
Ganjar Pranowo menekankan pentingnya pendekatan preventif dan promotif dalam meningkatkan harapan hidup. Ia menuturkan, "Tadi dalam pembukaan saya sampaikan mesti preventif dan promotif mesti diwujudkan dalam bentuk kepengetahuan kita pada isu kesehatan, minimal untuk kita sendiri, berolahraga, makan sehat, hidup bersih sehat, saya kita itu yang paling baik,”
Gubernur Jawa Tengah ini juga berjanji untuk mengalokasikan 5-10% dari APBN untuk kesehatan. "Anggaran kesehatan minimal 5 sampai 10 persen dari dana APBN. Harus ada alokasi wajib," tegasnya.
Anies Baswedan, di sisi lain, menyoroti kinerja puskesmas yang perlu dioptimalkan. "Unsur pembangunan kesehatan ialah lintas sektoral supaya anggaran tidak hanya ada pada dinas kesehatan, akan tetapi pada semua bidang terkait dengan upaya preventif dan promotif,” kata Anies.
Mantan Rektor Universitas Paramadina ini pun menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam pembangunan kesehatan.
Adapun Prabowo Subianto melihat kekurangan dokter dan gizi sebagai faktor utama rendahnya harapan hidup di Indonesia.
"Salah satu masalah kesehatan yang membuat tingkat harapan hidup warga Indonesia menjadi salah satu yang terendah di ASEAN, adalah karena kurangnya dokter. Contohnya Atambua, yang seharusnya memiliki 16 dokter, tetapi kini hanya ada satu dokter yang berdinas. Indonesia kekurangan 140 ribu dokter," ungkapnya.
Prabowo juga menekankan pentingnya gizi anak dan ibu untuk meningkatkan daya tahan dan imunitas.
Revitalisasi Puskesmas sebagai Ujung Tombak Kesehatan
Pengamat kesehatan Dr. Handrawan Nadesul menilai revitalisasi puskesmas adalah solusi utama. "Hal paling penting dan segera yang dibutuhkan warga Indonesia untuk meningkatkan angka harapan hidup – dan kualitas hidup – adalah revitalisasi puskesmas. Ini adalah ujung tombak kesehatan," ujarnya.
Nadesul juga menyoroti rendahnya gaji dokter di puskesmas dan kurangnya edukasi kesehatan bagi masyarakat.
Seperti diketahui, Data BPS menunjukkan bahwa umur harapan hidup Indonesia terus meningkat dari 2019 hingga 2022. Pada 2022, umur harapan hidup Indonesia untuk laki-laki adalah 69,93 tahun; sementara perempuan lebih tinggi yakni 73,83 tahun.
Namun, data WHO menunjukkan usia masyarakat Indonesia pada tahun 2022 turun menjadi 67,6 tahun, dibandingkan dengan 2010 (68,5%).
[TOS | VOA]
Related Posts
- Bantah Dugaan Alat Bantu dan Bocoran Soal Debat Pilgub, Tim Paslon 02 Siap Diperiksa dengan Cara Apapun
- Survei GRC: Rudy Mas'ud-Seno Aji Unggul di Pilgub Kaltim
- Gratis! KALTIM ONE FESTIVAL Siap Gebrak Samarinda
- CSR Perusahaan di Kaltim Sukses Wujudkan 346 Rumah Layak Huni
- Akmal Malik: Reklamasi Tambang Kaltim Jadi Kunci Pertanian Berbasis IKN