Bontang
Angka Pengangguran di Bontang Tinggi, Dua Calon Petahana Punya Tanggungjawab Sama
Kaltimtoday.co, Bontang - Debat panas terjadi antar calon wali kota Bontang Neni Moerniaeni dengan Basri Rase. Perdebatan keduanya terkait tingginya angka pengangguran di Kota Taman.
Menanggapi itu, Wakil Ketua DPRD Bontang Agus Harus menuturkan, sebagai kandidat petahana, keduanya memiliki peran dan tanggungjawab atas tingginya angka pengangguran di Bontang. Keduanya sama-sama turut andil atas kondisi tersebut ke publik Bontang.
"Kalau angka pengangguran tinggi, itu tanggungjawab Basri Rase dan Neni Moerniaeni. Mereka berdua sama-sama memimpin di eksekutif 4 tahun terakhir," ujar Agus Haris.
Tidak tepat, menurutnya, jika salah satu kandidat menyalahkan kandidat lain dalam pencapaian pemerintah saat ini. Sebab, keduanya bekerja sebagai wali kota dan wakil wali kota.
Apalagi, sebut dia, setelah cuti kampanye, kedua kandidat akan sama-sama kembali memimpin Pemkot Bontang. Di akhir masa jabatan, terlepas siapa yang terpilih di pilkada, keduanya tetap harus mempertanggungjawabkan tugasnya 5 tahun sebelumnya.
"Jadi tidak bisa serta-merta lepas tanggungjawab. Baik dan positif itu risiko yang mereka harus tanggung dari tanggungjawab yang siap mereka pikul saat mencalonkan diri sebagai kepala daerah," tuturnya.
Seperti diketahui, ribut-ribut soal tingginya angka pengangguran dan pemberdayaan tenaga kerja lokal di kota Bontang tersaji pada Debat Pilkada Bontang 2020, Rabu (18/11/2020).
Calon wali kota nomor urut 01, Basri Rase di hadapan forum Debat Publik Pilkada Bontang mengaku malu Bontang jadi wilayah dengan angka pengangguran tertinggi di Kaltim.
"Saya malu sebenarnya. Bontang pengangguran tinggi. Kita (Bontang) ini daerah industri. Penduduknya sedikit. Kenapa paling tinggi pengangguran di Kaltim," ujarnya.
Statmen ini kemudian menuai banyak respon dari warga yang menilai dirinya turut bertanggungjawab atas kondisi tersebut.
[TOS]