Nasional
BMKG Ingatkan Risiko Cuaca Ekstrem Pasca Musim Hujan
Analisis Ungkap Puncak Musim Hujan Telah Usai, Indonesia Bersiap Hadapi Pancaroba
![BMKG Ingatkan Risiko Cuaca Ekstrem Pasca Musim Hujan](https://kaltimtoday.co/wp-content/uploads/2024/02/pergantian-musim-hujan-ke-panas-di-indonesia-bisa-memicu-cuaca-ekstrem-warga-diminta-waspada-65daedd1e2c0b.png)
Kaltimtoday.co - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) minta masyarakat untuk siaga menghadapi perubahan cuaca signifikan pasca-puncak musim hujan. Dengan puncak musim hujan yang telah berlalu di sebagian besar wilayah Indonesia, khususnya di bagian selatan, BMKG memperingatkan tentang periode pancaroba yang akan tiba pada Maret hingga April 2024.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan pentingnya kesiapsiagaan terhadap kondisi cuaca ekstrem yang mungkin muncul selama pancaroba, termasuk hujan deras yang bisa disertai dengan kilat, petir, angin kencang, hingga fenomena langka seperti hujan es dan angin puting beliung.
"Periode transisi ini kerap membawa pola cuaca yang tidak terduga, dengan hujan yang bisa turun tiba-tiba dalam intensitas yang beragam," ujar Dwikorita.
Selama masa peralihan ini, pola hujan biasanya terjadi di sore hingga malam hari, dipicu oleh kondisi udara yang hangat dan terik di pagi hari. Proses konveksi yang terjadi karena radiasi matahari memicu terbentuknya awan-awan konvektif, termasuk awan Cumulonimbus (CB), yang sering kali berhubungan dengan fenomena cuaca ekstrem.
Dwikorita menekankan bahwa awan CB, dengan ciri khasnya yang mirip bunga kol dan warna keabu-abuan, menjadi salah satu indikator utama potensi cuaca ekstrem.
"Kondisi ini membutuhkan kewaspadaan tinggi dari masyarakat, terutama karena dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang dan tanah longsor," tambahnya.
Menanggapi potensi cuaca ekstrem ini, BMKG juga mengingatkan masyarakat, terutama yang berada di daerah rawan bencana seperti perbukitan dan lereng gunung, untuk meningkatkan kesiapsiagaan mereka.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menambahkan beberapa fenomena atmosfer yang dapat mempengaruhi cuaca di Indonesia selama periode ini, termasuk aktivitas Monsun Asia yang masih berlangsung, Madden Julian Oscillation (MJO) di Samudra Hindia, dan aktivitas gelombang atmosfer yang berpotensi meningkatkan intensitas hujan disertai dengan fenomena kilat dan angin kencang di berbagai wilayah Indonesia.
Dengan situasi cuaca saat ini, BMKG menyampaikan akan terus memonitor dan menyediakan informasi terkini kepada publik. Masyarakat diimbau untuk mengikuti perkembangan informasi cuaca dari BMKG dan mempersiapkan diri menghadapi kondisi cuaca yang bisa berubah sewaktu-waktu selama periode pancaroba ini.
[TOS]
Related Posts
- Deforestasi di Pulau-Pulau Kecil Indonesia Capai 318,6 Ribu Hektare dalam Lima Tahun Terakhir
- Rudy Mas'ud-Seno Aji Terima Tantangan BEM KM Unmul Soal Adu Gagasan Jelang Pilgub Kaltim 2024
- Tim Rudy-Seno Yakinkan PDIP dan PPP Gabung Koalisi Indonesia Maju di Pilgub Kaltim 2024
- Rudy Mas’ud-Seno Aji Pasang Stiker di Angkot Samarinda, Biayanya Rp 80-100 Ribu per Bulan
- Revisi UU Desa Resmi Disahkan, Perangkat dan Pekerja Ekosistem Desa Dilindungi Jamsostek