Nasional

BMKG Ingatkan Risiko Cuaca Ekstrem Pasca Musim Hujan

Analisis Ungkap Puncak Musim Hujan Telah Usai, Indonesia Bersiap Hadapi Pancaroba

Kaltim Today
25 Februari 2024 14:31
BMKG Ingatkan Risiko Cuaca Ekstrem Pasca Musim Hujan
Pergantian musim hujan ke panas di Indonesia bisa memicu cuaca ekstrem, warga diminta waspada.

Kaltimtoday.co - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) minta masyarakat untuk siaga menghadapi perubahan cuaca signifikan pasca-puncak musim hujan. Dengan puncak musim hujan yang telah berlalu di sebagian besar wilayah Indonesia, khususnya di bagian selatan, BMKG memperingatkan tentang periode pancaroba yang akan tiba pada Maret hingga April 2024.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan pentingnya kesiapsiagaan terhadap kondisi cuaca ekstrem yang mungkin muncul selama pancaroba, termasuk hujan deras yang bisa disertai dengan kilat, petir, angin kencang, hingga fenomena langka seperti hujan es dan angin puting beliung.

"Periode transisi ini kerap membawa pola cuaca yang tidak terduga, dengan hujan yang bisa turun tiba-tiba dalam intensitas yang beragam," ujar Dwikorita.

Selama masa peralihan ini, pola hujan biasanya terjadi di sore hingga malam hari, dipicu oleh kondisi udara yang hangat dan terik di pagi hari. Proses konveksi yang terjadi karena radiasi matahari memicu terbentuknya awan-awan konvektif, termasuk awan Cumulonimbus (CB), yang sering kali berhubungan dengan fenomena cuaca ekstrem.

Dwikorita menekankan bahwa awan CB, dengan ciri khasnya yang mirip bunga kol dan warna keabu-abuan, menjadi salah satu indikator utama potensi cuaca ekstrem.

"Kondisi ini membutuhkan kewaspadaan tinggi dari masyarakat, terutama karena dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang dan tanah longsor," tambahnya.

Menanggapi potensi cuaca ekstrem ini, BMKG juga mengingatkan masyarakat, terutama yang berada di daerah rawan bencana seperti perbukitan dan lereng gunung, untuk meningkatkan kesiapsiagaan mereka.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menambahkan beberapa fenomena atmosfer yang dapat mempengaruhi cuaca di Indonesia selama periode ini, termasuk aktivitas Monsun Asia yang masih berlangsung, Madden Julian Oscillation (MJO) di Samudra Hindia, dan aktivitas gelombang atmosfer yang berpotensi meningkatkan intensitas hujan disertai dengan fenomena kilat dan angin kencang di berbagai wilayah Indonesia.

Dengan situasi cuaca saat ini, BMKG menyampaikan akan terus memonitor dan menyediakan informasi terkini kepada publik. Masyarakat diimbau untuk mengikuti perkembangan informasi cuaca dari BMKG dan mempersiapkan diri menghadapi kondisi cuaca yang bisa berubah sewaktu-waktu selama periode pancaroba ini.

[TOS]



Berita Lainnya