Samarinda
Buka Peluang Investor Asing, Pemprov Kaltim Tawarkan Sarang Burung Walet
Kaltimtoday.co, Samarinda - Bentang alam Kalimantan Timur (Kaltim) memang tak dipungkiri lagi akan kekayaannya. Salah satunya, yakni hasil sarang burung walet. Tidak hanya diambil dari alam. Saat ini liur unggas itu sudah cukup banyak dibudidayakan di sejumlah desa di kabupaten/kota yang ada di Kaltim.
Hasil kekayaan alam ini rupanya mulai dilirik Pemprov Kaltim untuk peluang bisnis yang perlu digarap secara serius. Hal ini ditengarai peningkatan jumlah ekspor sarang walet ke mancanegara.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim Hadi Mulyadi yang telah membuka ruang penjajakan dengan salah satu pengusaha asal Hongkong, diruang lantai dua, kantor ke-Gubernuran, Jalan Gajah Mada, Selasa (29/10/2019) siang tadi.
Dalam kunjungan Director General of Hongkong Economic and Trade Office, Kin Wai Lau, Hadi menyampaikan, potensi sarang walet di Kaltim cukup menjanjikan jika dikelola dengan baik dan profesional. Dari Januari-September 2019, Kaltim sudah menghasilkan 201 ton sarang walet. Sebanyak 60 ton berasal dari Samarinda dan 141 ton di Balikpapan.
Dalam pertemuan itu, Hadi melakukan pembahasan secara terperinci ke arah mana investasi yang akan dibuka pemerintah. Namun demikian, Hongkong Economic and Trade Office akan menggelontorkan dananya jika penawaran yang diberikan pemerintah dinilai cocok.
"Mereka ingin berinvestasi. Mereka ingin tahu potensi apa saja yang bisa dikembangkan di sini," ucap politikus senior ini.
Hadi berucap, baik dirinya dan Gubernur Kaltim Isran Noor, sangat terbuka dengan siapa saja yang ingin berinvestasi di tanah Benua Etam. Apalagi jika memang ada sektor yang dinilai perlu dikembangkan dan bisa menopang ekonomi masyarakat.
"Asal sesuai dengan aturan dan prosedur. Siapa saja yang datang ke Kaltim, pasti akan kami terima dengan baik," ucapnya.
Kepada Director General of Hongkong Economic and Trade Office Kin Wai Lau, Hadi tidak begitu menekankan investasi di sektor pertambangan batu bara maupun minyak dan gas (Migas). Begitu juga dengan perkebunan kelapa sawit. Lantaran di beberapa bidang itu, Pemprov Kaltim sudah memiliki cukup banyak peminat dan perizinan yang telah diterbitkan.
Selain sektor sarang wallet, Hadi juga menyodorkan hilirisasi sawit. Sebab, kedua sektor itu memiliki potensi yang cukup besar namun belum tergarap secara serius.
"Banyak yang tidak tahu, kalau 10 persen ekspor walet Indonesia berasal dari Kaltim," bebernya.
Hingga saat ini, sarang walet yang dihasilkan Kaltim masih dikirim ke Pulau Jawa, seperti di Surabaya, Semarang, dan Jakarta. Karena baru ketiga daerah itu yang diketahui melakukan kegiatan ekspor sarang walet ke berbagai negara, baik di Asia maupun Eropa.
"Sampai sekarang, Kaltim belum pernah melakukan ekspor secara mandiri. Ke depan, mau ekspor sendiri. Bila perlu, membangun sendiri industri hilir dari walet," pungkasnya.
[JRO | RWT]