Bontang

Cegah Stunting, Puskesmas Bontang Selatan 1 Gelar Kelas Balita Posyandu

Kaltim Today
14 Maret 2020 15:12
Cegah Stunting, Puskesmas Bontang Selatan 1 Gelar Kelas Balita Posyandu
Cegah Stunting, Puskesmas Bontang Selatan 1 Gelar Kelas Balita Posyandu. (Foto: Riri Syakira)

Kaltimtoday.co, Bontang - Sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, setiap daerah perlu menekan angka penderita stunting di wilayahnya. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Bontang melalui Puskesmas Bontang Selatan I rutin menggelar Kelas Balita Stunting (membanting) yang diberikan kepada para ibu di posyandu-posyandu. Sabtu (14/3/2020) giliran Posyandu Berseri 5 Jalan Selat Alas Kelurahan Tanjung Laut yang mendapat Kelas Balita Stunting.

Petugas Gizi Puskesmas Bontang Selatan I Setio Harri Jayanto yang menjadi narasumber di kegiatan Kelas Balita Stunting itu menjelaskan, Posyandu Berseri 5 Tanjung Laut bekerja sama dengan petugas Gizi Puskesmas menggelar Kelas Balita Stunting dengan sasaran Balita 0-2 tahun. Para ibu balita tersebut diberi penyuluhan terkait 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), gizi ibu hamil, gizi ibu menyusui, dan ASI ekslusif.

"Ini bisa mendukung program pemerintah dalam mencegah Stunting. Karena stunting bisa dicegah melalui gizi di 1.000 hari pertama kehidupan," jelas Setio.

Kegiatan tersebut, merupakan inovasi dari Puskesmas Bontang Selatan I di daerah lokus Puskesmas. Pencegahan Stunting, lanjut Setio, dapat dicegah melalui pemenuhan gizi anak dan pola asuh anak. Dia juga mengharapkan apa yang telah dijelaskan bisa diterapkan di rumah, supaya ilmu mencegah Stunting bisa dilakukan.

"Hal ini berlaku juga bagi wanita karir yang tetap harus memperhatikan gizi bagi anaknya, dengan cara pumping. Dua cara itu sangat berpengaruh kalau paham gizi tapi pola asuh anak salah, maka tak akan maksimal juga," ungkapnya.

"Jangan sampai ASI tak diberikan karena ibunya wanita karir, harus tetap bisa memberikan gizi yang baik bagi anaknya," sambungnya.

Terkait ASI juga, tekstur ASI 0-6 bulan ke atas sudah dipaparkan, termasuk tekstur ASI pada bayi usia 9 bulan ke atas. Setio mengharapkan, para ibu dengan balita usia 0-2 tahun bisa ikut Kelas Balita Stunting dan paham cara memberikan makanan baik untuk anaknya. Sehingga status gizinya selalu baik tak kekurangan agar tidak terjadi Stunting.

"Harapannya penurunan angka stunting," imbuhnya.

Kelas Balita Stunting digelar di setiap Posyandu yang jumlah anak balitanya banyak. Petugas Gizi dari puskesmas akan mendatangi para sasaran yang perlu mengikuti Kelas Balita Stunting. Pada kegiatan tersebut juga dibuka ruang diskusi bagi para ibu-ibu yang ingin bertanya tentang gizi anaknya. Acara tersebut diikuti para ibu yang memiliki balita mulai 0 bulan sampai 2 tahun.

Sebagai informasi, percepatan penanganan stunting 2020 kelak diperluas ke 260 kabupaten/kota dari yang sebelumnya 160 kabupaten/kota pada 2019. Dalam RPJMN 2020-2024 penekanan angka stunting ditargetkan menjadi 19% pada 2024 dari yang saat ini 30,8% (Riskesdas 2018). Upaya ini harus dilakukan dengan semaksimal mungkin intervensi gizi spesifik dan sensitive.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Stunting mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak. Anak stunting juga memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya.

[RIR | RWT | ADV]



Berita Lainnya