Internasional

Dari Gereja Hingga Jadi Masjid, Berikut 7 Fakta Menarik Hagia Sophia

Kaltim Today
11 Juli 2020 11:36
Dari Gereja Hingga Jadi Masjid, Berikut 7 Fakta Menarik Hagia Sophia
Hagia Sophia di Istanbul, Turki.

Kaltimtoday.co, Istanbul - Mahkamah Agung Turki memutuskan untuk mengembalikan status museum Hagia Sophia sebagai masjid.

"Dewan Negara dengan suara bulat membatalkan keputusan Hagia Sophia tertanggal 27.11.1934," dilansir dari AFP.

Setelah putusan MA tersebut, Presiden Turki Erdogan mengumumkan bahwa, Hagia Sophia akan diserahkan kepada Direktorat Urusan Agama Turki dan dibuka kembali untuk kepentingan ibadah umat Islam.

Museum yang awalnya dibangun sebagai geraja hingga dialihfungsikan menjadi museum ini memiliki perjalanan yang panjang dan menarik. Berikut Kaltimtoday.co rangkum fakta menarik dari Hagia Spohia:

1. Sempat Jadi Gereja dan Masjid

Hagia Sophia dibangun pada 532-537 M sebagai gereja Kristen Ortodox di bawah Kekaisaran Bizantium, Justinian I. Bangunan ini dianggap sebagai karya arsitektur Bizantium yang paling penting dan masuk dalam warisan dunia UNESCO.

Setelah peristiwa penaklukan Konstantinopel oleh Kesultanan Usmani pada 1453, Hagia Sophia diubah menjadi masjid. Namun, pemerintah Turki di bawah kepemimpinan Presiden Mustafa Kemal Ataturk yang beraliran nasionalis sekuler memutuskan menjadikan bangunan itu sebagai museum pada 1935.

2. Lambang Dua Agama

Semenjak diubah jadi masjid, banyak lambang Kristen seperti lonceng, lukisan, gambar, serta mozaik yang menggambarkan Yesus sebagian gambarnya dihilangkan dan ada juga yang ditutupi. Namun sejak diubah jadi museum di tahun 1935, berbagai lambang dan mozaik agama Kristen dibuka.

Sejak saat itu, traveler bisa melihat lukisan yang menggambarkan Yesus berada berdampingan dengan lafadz Allah dan Muhammad. Inilah harmoni, kedua simbol agama Kristen dan Islam berpadu di dalam satu bangunan yang sama.

3. Hagia Sophia Memiliki Kubah Terbesar di Dunia Setelah Patheon di Roma 

Jika melihat Hagia Sophia, bagian bangunan yang paling mencolok adalah kubah. Hagia Sophia memiliki kubah terbesar di dunia setelah Patheon di Roma yang memiliki perbedaan ukuran kubah hanya sedikit saja.

Rancangan yang sangat besar dikatakan oleh situs yang sama, Hagia Sophia memiliki empat puluh jendela di sekitar pangkal kubahnya.

Awalnya, kubah Hagia Sophia memiliki tinggi 161 meter dengan diameter 40 meter, didesain oleh arsitek Anthemios of Tralles dan Isidoros of Miletos. Kemudian kubah ini roboh pada tahun 558. Dibangun lagi menjadi lebih besar dengan tinggi 55 meter, ditopang tian pancang dan kubah-kubah yang lebih kecil.

4. Bangunan Hagia Sophia

Bahan bangunan Hagia Sophia pun tak kalah unik. Tiang bangunan berasal dari tiga monumen bersejarah di Yunani yaitu Kuil Artemis, Baalbeck dan Pergamom. Tiang-tiang dari kuil Artemis yang telah lama ditinggalkan dan dihancurkan di Efesus, digunakan untuk membangun Hagia Sophia.

5. Perubahan Gaya Arsitektur

Gaya arsitektur Hagia Sophia pun beberapa mengalami perubahan. Saat gereja dirubah menjadi masjid, lonceng dan kapal pengorbanan dihilangkan, lukisan-lukisan di dinding dan mosaik-mosaik Kristen ditutupi mengunakan plester dan desain kaligrafi khas Islam.

Seiring berjalannya waktu, perbaikan terus dilakukan. Yang paling terkenal ialah pada kisaran tahun 1847 dan 1849, ketika Ottoman di bawah perintah Sultan Abdülmecid, di mana sang Sultan memerintahkan arsitek asal Swiss dan Italia, yakni Gaspare dan Giuseppe Fossati untuk memulihkan bangungan Hagia Sophia. Dalam pengerjaannya, mereka dibantu oleh 800 orang pekerja untuk membangun banyak kubah, memperindah kolom, serta mempercantik bagian interior maupun eksteriornya.

6. UNESCO Tinjau Perubahan Status Hagia Sophia

Badan PBB yang menangani pendidikan dan kebudayaan, UNESCO akan meninjau terlebih dulu perubahan status Hagia Sophia di Istanbul, Turki, dari museum menjadi masjid.

Dalam pernyataannya, UNESCO menegaskan bahwa organisasi itu harus diberi tahu setiap ada perubahan status Hagia Sophia. UNESCO memang tak berhak melarang atau menyetujui perubahan status, namun perannya sebatas menjaga keaslian bangunan.

“Dengan demikian, negara harus memastikan bahwa tidak ada modifikasi yang merusak nilai universal luar biasa dari sebuah situs yang terdaftar di wilayahnya,” bunyi pernyataan itu seperti dilaporkan kembali Reuters, Jumat (10/7/2020).

Setiap perubahan, lanjut UNESCO, harus diberitahukan sebelumnya oleh pemerintah dan akan ditinjau oleh Komite Warisan Dunia.

"Kami mendesak pemerintah Turki untuk memulai dialog sebelum mengambil keputusan yang dapat merusak nilai universal situs tersebut," kata UNESCO.

7. Respon Dunia Internasional

Keputusan bersejarah yang diambil Turki ini pun mendapat kritik dari berbagai negara. Seperti Amerika Serikat yang mendesak agar Ankara tidak mengubah status Hagia Sophia menjadi masjid.

Selain itu, kritik juga datang dari musuh abadi Turki, yaitu Yunani yang menilai tindakan Turki mengubah status Hagia Sophia sebagai tindakan provokasi. Padahal, untuk membangun satu masjid di ibu kota Yunani, Athena, saja sulitnya bukan main.

Sementara, mitra Erdogan dalam beberapa tahun terakhir, yaitu Rusia melalui Gereja Ortodoks Rusia menyatakan, Turki telah mengabaikan aspirasi “jutaan orang Nasrani”.

[RWT]


Related Posts


Berita Lainnya