Bontang
Dissos-PM Bontang Sebut Penanganan Gizi Buruk Perlu Berkolaborasi Antar OPD
Kaltimtoday.co, Bontang - Stunting atau gizi buruk kini menjadi fokus program pemerintah dalam melahirkan generasi penerus bangsa yang sehat. Oleh karenanya, pemerintah gencar melakukan sosialisasi pencegahan stunting sejak dini dengan menggiatkan program Posyandu setiap bulannya.
Namun demikian, sejalan dengan program, deteksi dini stunting juga bisa dilakukan dengan rutin ke Posyandu. Mengenai hal itu, Dissos-PM Bontang pun mendapat informasi adanya salah satu balita yang diduga menderita stunting.
Informasi tersebut pun lantas ditindaklanjuti dengan melakukan verifikasi lapangan. Tak hanya itu, usai peninjauan atau penjangkauan, dilakukan juga konfirmasi ke fasiltas kesehatan untuk memastikan kondisi balita tersebut.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dissos-PM Bontang, Abdu Safa Muha menuturkan, sebenarnya jika bahas gizi buruk itu harus lintas OPD. Pasalnya, permasalahan stunting lebih dipahami oleh teman-teman di Dinas Kesehatan Bontang.
View this post on Instagram
"Kalau di kami (Dissos-PM), masuknya anak terlantar. Karena akibat ditelantarkan berdampak pada gizinya," terang Safa.
Jika persoalan stunting, lanjut Safa, memang lebih paham teman-teman pegawai di Dinas Kesehatan Bontang. Namun, memang menurut Safa lebih baik jika antar OPD saling berkolaboras dan bersinergi.
"Kami ada pendampingan, teman Sakti Peksos anak juga masuk disitu, dan teman dari Dinkes juga masuk menangani," ungkapnya.
Tak hanya dua OPD, sambungnya, perlu juga dilibatkan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Bontang. Sehingga penanganannya lengkap, dan persoalan stunting bisa diatasi.
[RIR | NON | ADV DISSOS]