Samarinda

Eksistensi Bank Ramli Ceseri, Warga Rasakan Manfaat Lingkungan Jadi Lebih Bersih

Kaltim Today
16 Agustus 2021 14:05
Eksistensi Bank Ramli Ceseri, Warga Rasakan Manfaat Lingkungan Jadi Lebih Bersih
Bank Ramli Ceseri terus lakukan berbagai upaya untuk tingkatkan minat nasabah menabung sampah. (Yasmin/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Kesadaran masyarakat untuk menabung sampah kian meningkat. Terbukti dari data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda terdapat 33 bank sampah di Kota Tepian.

Kepedulian masyarakat untuk menabung sampah turut dirasakan oleh Bank Ramli Ceseri yang berlokasi di Jalan Cendana Gang 11 Samarinda.

Meski baru diresmikan pada Desember 2020 lalu, pergerakan Bank Ramli Ceseri cukup signifikan. Antusiasme masyarakat sekitar semakin terlihat. Ketua Bank Ramli Ceseri, Jailani mengungkapkan bahwa setelah launching, jumlah nasabah melonjak. Namun 6 bulan berselang, mulai terlihat sepi. Dijelaskan Jailani, hal itu dipengaruhi beberapa faktor.

"Pertama karena pandemi. Kedua, mungkin masih ada beberapa orang yang malu untuk mengumpulkan sampah. Lalu, soal harga karena banyak yang mau harga tinggi. Sementara kalau ditetapkan harga tinggi, nanti kami yang kewalahan," ungkap Jailani saat ditemui belum lama ini.

Sampai saat ini, Jailani terus mengharapkan kesadaran masyarakat dalam hal menabung sampah. Nama Bank Ramli Ceseri datang dari keinginan agar wilayah Jalan Cendana berseri. Terutama agar kebersihan di RT-RT sekitar tetap terjaga.

"Kalau misalkan ada botol plastik tergeletak di jalan, bisa diambil dan dikumpulkan, dibawa ke bank," lanjutnya.

Belum lama ini pula, pihaknya sudah melakukan rapat untuk mendiskusikan mengenai harga tiap sampah yang ditabung. Mulai Agustus, harga tiap item akan naik. Ada beberapa elemen yang bertanggung jawab terhadap Bank Ramli ini. Mulai kelurahan, Pertamina sebagai penyumbang dana, dan Rumah Zakat sebagai pembina.

Hingga kini, tercatat ada 70 nasabah yang bergabung dan 20 nasabah aktif. Ditambahkan Sekretaris Bank Ramli Ceseri, Emi Marlinda bahwa kebanyakan nasabah memberdayakan sampah rumahan. Jumlah sampah yang berhasil dikumpulkan dalam sebulan pun standar. Berkisar antara 300-400 kilogram. Nasabah banyak datang dari warga sekitar yakni RT 9, 12, dan 10.

"Nanti ke depannya mungkin kita juga akan melakukan program-program. Misalnya per triwulan begitu. Bagi nasabah yang tabungannya paling banyak, nanti diberikan hadiah. Itu untuk menarik minat nasabah juga," beber Emi.

Beberapa jenis sampah yang biasanya ditabung pun variatif. Mulai kardus, plastik, buku paket, atau piring telur. Terlepas dari itu, pihak bank tetap menerima berbagai jenis sampah.

"Nasabah sudah paham memilah sampah. Kami beri pengarahan juga, kalau mau harganya lebih tinggi maka sampahnya dipilah saat dibawa ke bank," lanjut Emi.

Dengan hadirnya bank sampah ini, perubahan lingkungan yang lebih bersih dan baik sangat dirasakan. Awalnya, daerah sekitar bank cukup kumuh. Namun kini sudah tidak lagi. Pihaknya juga turut berpartisipasi untuk lomba Kampung Salai yang diadakan DLH Samarinda.

"Ke depan kami ingin melakukan pelatihan juga. Misalnya pembuatan ecobrick. Itu bisa jadi nilai tambah. Memanfaatkan sampah bekas. Bisa dengan mengajak ibu-ibu sekitar. Tapi akan menyesuaikan dengan kondisi," pungkas Emi.

[YMD | TOS | ADV DLH SAMARINDA]



Berita Lainnya