Internasional
Fakta Menarik Masjid Al Ahmar di Israel yang Diubah Jadi Bar
Kaltimtoday.co - Sejak Turki mengumumkan mengubah Hagia Sophia menjadi masjid, pemberitaan tentang Pemerintah Israel mengubah Masjid Al Ahmar, salah satu masjid bersejarah bagi warga Palestina menjadi bar dan ruang acara pernikahan kembali menyeruak.
Berdasarkan laporan dari surat kabar Al-Quds-Al-Arabi, masjid ini diubah menjadi bar dan aula pesta pernikahan oleh perusahaan yang berafiliasi dengan pemerintah Kota Safed, Israel.
Berikut kaltimtoday.co rangkum dari berbagai sumber tentang fakta menarik Masjid Al Ahmar yang diubah Israel jadi bar:
1. Namanya Berasal dari Batu Merah
Sejarawan asli Safed, Dr Mustafa Abbasi mengatakan, Masjid Al-Ahmar dibangun pada tahun 1276, memiliki nilai historis dan arsitektur yang langka.
"Masjid Al Ahmar mendapatkan nama dari batu merahnya. Hari ini, masjid ini digunakan dalam berbagai cara tetapi bukan sebagai ruang salat bagi umat Islam," kata Dr. Abbasi, seperti dikutip Gulf News.
2. Di Bawah Otoritas Israel
Masjid Al Amar ini merupakan salah satu bangunan bersejarah Palestina dari abad ke-13 yang berada di Safed. Masjid itu berada di kewenangan otoritas Israel sejak tahun 1948.
3. Berubah-ubah Fungsi
Surat kabar Al-Quds-Al-Arabi mengatakan, bangunan ini awalnya diubah menjadi sekolah Yahudi. Kemudian menjadi pusat kampanye pemilu Partai Likud.
Sebelum menjadi bar, masjid ini juga sempat digunakan sebagai gudang pakaian. Gulf News sempat melaporkan bahwa, masjid ini diubah menjadi bar dan aula pesta pernikahan oleh perusahaan yang berafiliasi dengan pemerintah Israel.
4. Sudah Diubah Sejak 2019
Meskipun baru santer terdengar, Masjid Al Ahmar yang telah berubah nama menjadi Khan Al Ahmar ini telah diubah menjadi bar dan aula pesta pernikahan sejak 2019 lalu.
5. Digugat Kembali Menjadi Masjid
Sekretaris Safed and Tiberias Islamic, Khair Tabari mengatakan dia meminta agar masjid dikembalikan ke pihak Endowment dan saat ini sedang menunggu putusan dari pengadilan Nazareth.
“Saya telah menyerahkan dokumen untuk membuktikan kepemilikan umat Islam atas masjid tersebut,” kata Khair.
Dia juga menyerukan berbagai lembaga politik meningkatkan kerja sama untuk menyelamatkan bangunan masjid dari penyalahgunaan.
Tabari mengatakan perubahan fungsi masjid membuatnya terbuka untuk digunakan oleh semua orang, kecuali umat Islam.
Dilansir dari CNN, Safed merupakan daerah yang pernah dihuni oleh 12 ribu warga Palestina yang kemudian diusir dari rumah mereka oleh pemerintah Israel pada 1948.
[RWT]